Advertorial
Intisari-Online.com -Berbicara tentang Putri Eugenie yang baru saja menikah, tak lengkap rasanya tanpa kehadiran ibunya, Sarah Ferguson—biasa disapa Fergie.
Bagaimanapun juga, Fergie pernah menjadi bagian dari Kerajaan Inggris setelah menikah dengan Pangeran Andrew, putra kesayangan Ratu Elizabeth II.
Tapi, karena satu dan lain hal, status Fergie sebagai “orang dalam” berhenti setelah ia memutuskan bercerai dengan Andrew.
Soal bagaimana sepak terjang si “kuda liar” ini, Intisari pernah mengisahkannya sekitar dua dasawarsa yang lalu.
Baca Juga : Pangeran William Curi-curi Kesempatan Pegang Tangan Kate di Pernikahan Putri Eugenie
***
Pertengahan Maret 1992, keluarga Kerajaan Inggris kembali menjadi topik pemberitaan seluruh media massa dunia.
Kali ini menyangkut putra Ratu Elizabeth, Pangeran Andrew, yang beristrikan Sarah Ferguson (34).
"Fergie dan Andrew Akhirnya Berpisah", begitu headline di surat-surat kabar juga televisi.
Pers berlomba menganalisis, apa kira-kira sebab-musabab perpisahan mereka. Sebagian berasumsi, Fergie kelewat urakan bahkan cenderung ugal-ugalan.
Pendeknya perilaku wanita muda ini sama sekali tak cocok dengan gelar dan status yang disandangnya.
Fergie tak bisa memenuhi apa yang diharapkan keluarga kerajaan.
ADA ORANG KETIGA
Ada lagi yang menganggap hancurnya perkawinan yang baru berusia 5 tahun itu karena Fergie punya affair dengan seorang pengusaha minyak asal Texas, Steve Wyatt.
Kenapa sampai Fergie serong? Bisa jadi karena sebagai istri ia sering kesepian. Andrew yang harus ikut macam-macam latihan militer di luar negeri, tak punya banyak waktu untuk Fergie.
Mungkin Fergie akan lebih bisa menerima kalau saja usianya lebih tua hingga pribadinya lebih matang. Ia 'kan masih muda.
Apalagi, tulis para nyamuk pers, pada dasarnya Fergie berwatak mandiri, suka kebebasan, dan darah mudanya selalu bergolak hebat kalau tak mau disebut liar.
Baca Juga : Pangeran William Sempat Tolak Iringi Peti Mati Putri Diana Meski Pangeran Charles Memintanya
"Tapi justru faktor-faktor itulah yang membuat Andrew tertarik karena pada dasarnya Andrew memiliki kepribadian yang sama dengan Fergie," ungkap salah seorang sahabat Fergie.
Yang lain menulis, "Kalau saja kehidupan di lingkungan keluarga kerajaan tak terlalu kaku hingga Fergie kungkung, mungkin ia masih mau mempertahankan perkawinannya. Siapa sih yang tidak ingin menjadi istri seorang pangeran?"
Sayangnya, sambung para wartawan, situasi di lingkungan kerajaan sangat tidak mendukung.
"Berbagai tugas resmi harus dilakukan Fergie yang belum punya banyak pengalaman. Harus diingat, dia berasal dari keluarga kebanyakan, bukan keturunan bangsawan yang sejak kecil sudah diajar berbagai tata cara pergaulan, etiket, dan dipersiapkan menjadi seorang lady."
Tak heran, kata mereka, Fergie merasa sangat tersiksa. Belum lagi ia harus "bersaing" dengan iparnya, Putri Diana, yang selama itu menjadi "primadona" Kerajaan Inggris.
Mungkin Fergie tak mau berada di bawah bayang-bayang Diana. Ia ingin menjadi dirinya sendiri. Mungkin Fergie justru banyak belajar dari Diana yang begitu menderita pada tahun-tahun pertama menjalani kehidupan sebagai seorang putri dan ahli waris Kerajaan Inggris.
ASAL MAHAL
Sebetulnya Fergie bukan tak pernah mencoba memainkan perannya sebagai istri seorang pangeran.
Hanya saja, kata sejumlah pengamat, cara yang ditempuhnya sering kali kurang tepat.
Misalnya dari cara dia berpakaian. Kerap terlihat, Fergie hanya membeli busana yang harganya mahal, padahal sebetulnya tak cocok dengan kepribadiannya.
Majalah Globe tega-teganya memajang sederetan foto yang memperlihatkan bagaimana buruknya cita rasa Fergie.
Di situ diperlihatkan, Fergie mengenakan baju-baju mahal rancangan desainer kondang macam Yves St Laurent dan Bill Blass.
Busana indah dan anggun ketika dikenakan peragawati di catwalk nampak jadi berantakan ketika dibalutkan ke tubuh Fergie yang tidak ramping.
Padahal harga baju-baju itu berkisar antara 3.000 - 40.000 dolar per potong!
Untuk soal penampilan, ia memang kalah jauh dibandingkan dengan Diana yang harus diakui dengan jujur, lebih cantik dan tubuhnya lebih ideal.
Mungkin akhirnya sadar tidak bisa menonjolkan diri dari segi itu, Fergie mencoba jalan lain.
Ia belajar mengendarai pesawat terbang dan bahkan kemudian menulis buku anak-anak tentang penerbangan.
Saat itu simpati mulai berdatangan ke dirinya. Tapi sayang, mentalnya ternyata tak cukup kuat untuk menjadi istri seorang pangeran, salah satu calon pewaris tahta.
Sebagai wanita muda, tentunya ia ingin selalu bisa berdekatan dengan suaminya.
Belum lagi tekanan-tekanan mental yang harus dialaminya karena memiliki mertua yang "lain dari yang biasa"
JUMPA PRIA IDAMAN
Di pihak lain, kalau memang perceraian itu disebabkan oleh hadimya orang ketiga dalam kehidupan perkawinan mereka, mungkin ada benarnya juga.
Setidaknya kalau kita simak tulisan-tulisan mengenai hubungan intim Fergie dan Steve.
Steve yang kondang sebagai playboy dari golongan jetset, berkenalan dengan Fergie di tahun 1989 dalam sebuah pesta kaum elite.
Setahun kemudian keduanya sudah saling akrab dan mulai melakukan rendezo vous secara sembunyi-sembunyi.
Saat itu Steve bekerja di London sebagai konsultan perminyakan. Steve, kata teman-teman dekat Fergie, datang tepat pada waktunya.
Saat itu Fergie sedang bimbang dan sangat kesepian, karena makin sering ditinggal Andrew. Ia bimbang dan bingung karena agaknya langkah apa pun yang diambilnya, ia selalu dikecam.
"Waktu ia meninggalkan putri sulungnya, Beatrice alias Bea untuk menyusul Andrew di Kanada, orang mencapnya sebagai ibu yang tidak bertanggung jawab. Tapi saat ia mengajak dua putrinya ke sebuah acara resmi, orang juga mengritik, kok anak kecil dibawa-bawa ke acara formal."
Demikiahlah, Fergie, yang waktu itu masih ibu ibu muda yang masih haus- kasih sayang, perhatian, dan cinta, akhirnya 'tak bisa lari dari daya pikat Steve yang begitu kuat.
"Steve memang luar biasa daya tariknya. Ia begitu pandai memperlakukan wanita. Seolah ia memuja Anda dan menganggap Anda sebagai hal terpenting dalam hidupnya,” cerita bekas pacar Steve, Denice Lewis.
Denice, seorang fotomodel cantik bertubuh seksi, pernah berpacaran dua tahun dengan Steve.
Malah, kisah Denice, ia sempat hamil.
“Begitu kuat daya tariknya, sehingga waktu Steve meminta saya menggugurkan kandungan itu, saya setuju saja. padahal saya ingin sekali punya anak meski kami tidak menikah resmi,” bebernya waktu itu.
Menurut versi Denice, Fergie berjumpa Steve saat orangtua Steve menjadi tuan rumah untuk Fergie yang tengah melakukan kunjungan resmi ke Houston.
“Steve pernah cerita, Fergie menginap di rumah orangtuanya. Waktu itu Fergie tengah hamil anaknya yang kedua, Eugenie.”
Tak lama kemudian, sambung Denice, mereka jadi akrab.
“Tapi kata Steve, hubungan mereka tidak lebih dari persahabatan biasa. Ternyata Steve bohong!”
Steve yang dikenal sebagai pengamal yoga yang fanatik juga rajin melakukan meditasi. Pokoknya ia suka melakukan hal-hal yang berbau mistik.
“Rupanya Fergie sering mengeluarkan uneg-uneg kehidupan perkawinannya kepada Steve, dan pria simpatik ini bersedia menadi pendengar yang baik, lama-lama Fergie jadi jatuh hati. apalagi Steve sangat penuh perhatian pada anak-anak Fergie.”
Sebab itulah Fergie berani mempertaruhkan segala risiko demi bisa tetap bersama Steve yang dianggapnya sebagai pria idaman.
“Terlebih ia sudah terlalu muka dengna tenanan-tekanan hidup sebagai anggota keluarga Kerajaan yang dituntut harus selalu sempura dalam segala hal,” komentar rekan-rekan Fergie.
DIMARAHI DAN DIMUSUHI RATU
Mengenai hubungan asmara gelap ini, sebetulnya telah diketahyi Ratu Eliazbeth II.
“Sudah dua kali Fergie dipanggil dan dimarahi Ratu sehubungan dengan gosip ia serong. Ratu memperingatkan agar ia segera menjauhkan diri dari Steve melupakan kisah cintanya itu. Lebih-lebih Andrew adalah anak kesayangan Ratu."
Rupanya Ratu Elizabeth II sudah punya banyak bukti. Antara lain, foto-foto Fergie bersama Steve, ketika mereka diam-diam liburan ke Prancis.
Belum lagi bukti lain yang memperlihatkan, foto-foto Fergie banyak ditemukan di rumah Steve.
“Diam-diam Fergie dikuntit sejumlah detektif yang bertugas menyingkap tabir hubungan gelapnya dengan Steve. Tapi rupanya ia tahu dan malah sengaja bermesra-mesraan."
Memang, kata sahabat-sahabat Fergie, ibu dua anak itu saat itu masih memikirkan perceraian.
Begitulah, kali ini Fergie betul-betul berontak, tak mengihdahkan peringatan ibu mertuanya. Akibatnya, Ratu Elizabeth melancarkan perang dingin terhadap menantunya yang bertubuh gembrot ini.
Caranya? Ketika merayakan 'HUT 40 tahun bertahta sebagai Ratu Inggris, dibuat film khusus mengenai seluruh anggota keluarga kerajaan.
Ratu membiarkan saja ketika melihat Fergie hanya tampil sekali, itu pun hanya beberapa detik. Padahal Diana terus-terusan di-shoot. Di akhir film pendek untuk disiarkan di televisi itu, digambarkan keluarga besar kerajaan tengah menari Skot.
Masing-masing ditampilkan bersama pasangannya. Nah, di situ Andrew hanya menjadi pehonton dan tidak terlihat kehadiran Fergie.
"Pendeknya Ratu terkesan sangat marah atas perilaku menantunya yang satu itu dan membalasnya dengan cara tersebut. Ini seperti ingin memperlihatkan pada masyarakat luas bahwa kehadiran Fergie di lingkungan keluarga kerajaan sudah tak diinginkan lagi," kata sumber dari Istana Buckingham. .
"Kalau Ratu bersikap seperti itu, bisa dimaklumi. Sudah sekiankali ia dikecewakan sekaligus dipermalukan oleh ulah anaknya, Putri Anne, juga adiknya yang gagal dalam perkawinan. Masih untung perkawinan Diana dan Charles bisa diselamatkan meski waktu itu dikabarkan sudah genting," tambah sumber tadi.
BANYAK KENDALA MENGHADANG
Toh akhirnya perceraian tak dapat dielakkan. Meski konon Andrew merasa amat terpukul.
“Dia sebetulnya sangat mencintai Fergie karena ia merasa sangat cocok. Hanya Andrew yang dapat mengerti jiwa Fergie. Tapi sayang, terlalu banyak orang campur tangan dalam kehidupan perkawinan mereka,” kata seorang rekan Andrew saat itu.
Mehurut kabar di media cetak edisi Mei 1992, baik Andrew maupun Fergie sudah merencanakan pembagian harga, juga memasalahkan soal perwalian anak lewat pengacara masing-masing.
Hingga pertengahan bulan itu, Fergie masih tinggal seatap dengan Andrew di rumah mereka di Sunninghill Park.
Rumah seharga 10 juta dolar (sumber lain memperkirakan nilainya "hanya" 8,5 juta dolar) itu konon akan dibagi dua.
Tapi menurut perkiraan waktu itu, Fergie tak akan mau tinggal di situ lagi.
"Terlalu banyak kenangan manis dan pahit yang tentunya tak ingin diingat Fergie," kata sahabatnya.
Mengenai anak-anak, kemungkinan besar Fergie yang diberi hak mengasuh kedua anak mereka. Namun, Andrew tetap berhak menjenguk anak-anaknya kapan saja ia mau.
Soal biaya anak-anak, tak jadi soal. Begitu Eugenie dan Bea lahir, Ratu Elizabeth II langsung membuka rekening khusus untuk mereka sebesar puluhan ribu ponsterling, seperti yang dilakukannya pada cucu-cucunya yang lain.
Hanya saja, seperti diramalkan banyak orang, Fergie akan menemui banyak hambatan dalam membesarkan dua putrinya itu.
Soalnya, apa pun, Bea dan Eugenie berdarah biru (sementara darah Fergie tidak biru) dan tetap tercatat sebagai calon pewaris tahta meski di urutan kesekian.
Nah, sebagai anggota keluarga Kerajaan Inggris, tentu saja mereka mendapat perlakuan beda dibandingkan dengan anak lain.
Misalnya saja, mereka harus belajar tata krama khas kerajaan. Untuk mereka, seperti ditradisikan, sudah disiapkan sekolah-sekolah khusus.
Mereka pun akan terus dikuntit para bodyguard. Yang pasti, tiap Natal, tahun baru, Paskah, serta liburan musim panas, Bea dan Eugenie harus bergabung dengan seluruh anggota kerajaan lainnya di Balmoral.
Diramalkan pula, Fergie tak akan mudah mengajak anaknya liburan ke luar negeri.
"Pasti dia harus minta izin pada Ratu, karena kendati sudah tak berstatus istri Andrew, anak-anak itu tetap anggota keluarga kerajaan yang harus mendapat penjagaan khusus."
Namun menurut rekan-rekan terdekatnya, Fergie sudah mengantisipasi semua itu.
"Saya akan menyetujui apa saja persyaratan yang mereka tetapkan asal anak-anak tetap bersama saya," begitu kata Fergie saat itu.
Masih menurut para sahabatnya itu, Fergie tak akan pernah menyesali perceraian itu.
"Ia sudah tidak tahan lagi menghadapi semuanya. Rasanya sih, ia telah memilih yang terbaik bagi dirinya."