Baca Juga : Gempa dan Tsunami Palu Bisa Menimbulkan Trauma Berat bahkan Depresi bagi Korban, Ini Alasannya
Aspek-aspek kejiwaan (pola pikir, perilaku, dan emosi) seseorang juga belum tentu dapat langsung terlihat saat wawancara pertama dengan dokter. Pada pertemuan pertama biasanya pasien menutupi hal-hal yang menjadi masalah utamanya.
Sebaiknya, menurut Wiendarto, kita melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa setiap 1 - 2 tahun sekali. Setidaknya, kita harus segera melakukannya jika kita - atau orang lain di sekitar - melihat keganjilan atau perubahan signifikan dari minimal satu dari tiga aspek kejiwaan kita, yaitu pola pikir, perilaku, atau emosi.
Contoh keganjilan pola pikir adalah ada rasa curiga yang berlebihan, sering merasa diomongin orang, atau sering merasa diperhatikan orang sekitar secara berlebihan. Contoh keganjilan pola perilaku antara lain mandi tiga hari sekali atau sepuluh kali sehari dari yang biasanya dua kali sehari.
Sementara, contoh keganjilan emosi adalah mudah marah atau sering membanting-banting barang, padahal sebelumnya tidak begitu.
Baca Juga : Hindari Depresi dengan Mencintai Hidup Anda Sendiri, Ini 5 Cara Melakukannya!
Secara umum, seseorang dianggap mengalami gangguan jiwa apabila ia memenuhi kriteria dari konsep gangguan jiwa, yakni di dalam dirinya terdapat sindrom (kumpulan gejala) atau perilaku, atau psikologik yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment/disability) dalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia.
Fungsi penting tersebut meliputi fungsi pekerjaan, sosial, perawatan diri, dan penggunan waktu senggang.
Contohnya, dalam konteks gangguan tidur. Seseorang umumnya memerlukan tidur 6 - 8 jam per hari. Jika ada seseorang yang hanya tidur 4 - 5 jam per hari dan ketika bangun sudah segar, merasa tidurnya cukup, dan dapat melakukan fungsinya dengan optimal, maka ia tidak memerlukan pengobatan.
Namun, bila masa tidur yang singkat itu menyebabkan ia tidak dapat menjalankan fungsinya secara baik, ia sudah dapat dikatakan mengalami gangguan jiwa ringan dan perlu berkonsultasi dengan psikiater.
Baca Juga : Menurut Ahli, Perbedaan Stres dan Depresi Bisa Diketahui Lho
Gangguan jiwa bisa muncul bila ada stresor. Intensitas stresor bisa beragam, dari yang tinggi tapi berlangsung singkat, seperti bencana alam atau kematian beberapa anggota keluarga sekaligus, sampai yang rendah tapi berlangsung lama, macam pindah rumah atau ganti pekerjaan.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR