Advertorial

Benarkah Penyuka Daging Bisa Jadi Pemimpin yang Lebih Baik Dibanding Penyuka Sayuran?

Moh. Habib Asyhad
K. Tatik Wardayati
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Sebuah penelitian mengungkapkan adanya hubungan erat antara makanan yang digemari seseorang dengan sifat-sifat mental serta pribadi orang tersebut.
Sebuah penelitian mengungkapkan adanya hubungan erat antara makanan yang digemari seseorang dengan sifat-sifat mental serta pribadi orang tersebut.

Intisari-Online.com – Dewasa ini belum lazim bahwa IQ seseorang diukur dari makanannya.

Akan tetapi para ahli — yaitu para dokter, ahli ilmu jiwa, pendidik dan ahli-ahli perburuhan — lebih menaruh perhatian terhadap makanan yang kita makan.

Bukanlah suatu hal yang mustahil bahwa pada waktu-waktu yang akan datang perusahaan-perusahaan yang mencari tenaga baru ataupun universitas-universitas yang akan menerima mahasiswa baru akan menjamu calon-calon mereka dengan berbagai makanan yang Iezat-lezat, untuk mengetahui sampai di mana kecakapan serta sifat-sifat calon yang melamar.

Sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh Drs. J. Kamenetsky dan Howard G. Schutz untuk Angkatan Perang AS menunjukkan adanya hubungan yang erat antara makanan yang digemari seseorang dan sifat-sifat mental serta pribadi orang tersebut.

Percobaan dilakukan pada sekelompok tentara. Selama sebulan kepada mereka dihidangkan 150 jenis makanan setiap harinya.

Baca Juga : Ngeri! Pria Ini Bertahan Hidup 41 Tahun di Hutan, Makanan Utamannya Hewan Menjijikkan Ini

Kemudian terhadap masing-masing tentara ini dibuat catatan yang saksama mengenai jenis makanan yang dipilihnya, jumlah yang diambilnya dan berapa banyak yang benar-benar dimakannya.

Selanjutnya percobaan tersebut dilengkapi dengan daftar pertanyaan yang harus diisi mengenai makanan apa yang paling digemari.

Lalu hasil penyelidilfan ini dicocokkan dengan hasil test IQ dan kepribadian yang dilakukan terhadap mereka.

Di bawah ini adalah beberapa kesimpulan yang ditarik :

Orang yang senang makan daging mempunyai sifat-sifat yang baik untuk menjadi pemimpin, pedagang, perwira angkatan perang dan politikus.

Mereka biasanya memiliki beberapa sifat yang menonjol, seperti entusiame, sifat-sifat kemasyarakatan dan kesediaan untuk bertindak.

Baca Juga : Tidak Hanya Telur, 13 Makanan ini Juga Mengandung Banyak Protein

Orang yang lebih senang pada ikan laut, buah-buahan dan sayur-sayuran biasanya lebih senang menarik diri. Mereka senang kepada buku-buku, kesenian dan musik.

Kurang merasa aman dalam lingkungan sosial baru dan kurang mempunyai sifat kompetisi seperti pada penggemar daging.

Jika anda gemar akan makanan yang banyak mengandung zat tepung seperti nasi, kentang, roti, anda mungkin tergolong mereka yang selalu rasa puas, tidak suka memberikan penilaian terhadap sesuatu atau seseorang serta tidak suka memecahkan persoalan.

Orang yang gemar makan salat biasanya simpatik dan bersedia mendengarkan persoalan/kesulitan yang dihadapi orang lain.

Mereka juga cenderung untuk bergerak dan bercakap lebih cepat, menulis surat-surat yang pendek melakukan pekerjaan dengan cepat.

Penggemar pembasuh mulut (dessert) merupakan golongan yang terbanyak jumlahnya.

Mereka memiliki sifat-sifat yang impulsif, bertindak tanpa memikirkan terlebih dahulu dengan dalam, sifat humor dan senang bergurau.

Baca Juga : Dato Sri Tahir, 'Crazy Rich Surabaya' yang Kirim Makanan Cepat Saji ke Palu Hingga Donasikan Puluhan Miliar ke Pengungsi Palestina

Orang dewasa yang minum susu atau ice cream pada waktu makan merasa kurang aman dan secara tidak sadar ingin kembali kepada masa kanak-kanak.

Mencoba melupakan kesulitan hidup sehari-hari dengan segelas susu panas.

Sebuah rumah sakit di Los Angeles mengadakan penyelidikan mengenai hal ini.

Rumah sakit itu kemudian menyimpulkan bahwa pada waktu-waktu ada ketegangan nasional, ketegangan atau krisis pribadi, jumlah susu serta bahan makanan yang terbuat dari susu yang dikonsumsi oleh para pasien dan staf rumah sakit meningkat sekali.

Orang yang suka makan “apa saja" biasanya mempunyai pandangan yang lebih matang, memiliki kepribadian yang seimbang dan jalan pikiran yang logis.

Memang banyak dokter berpendapat bahwa sifat seseorang pada waktu makan kerap kali menunjukkan kesehatan orang yang bersangkutan.

Baca Juga : Terkenal Brutal, Ini 6 Makanan yang Dikonsumsi Viking, Termasuk Telur Camar Liar

Makin “rewel" seseorang di meja makan, makin besar kemungkinannya bahwa ia menderita gangguan urat syarat.

Hal ini antara lain telah dibuktikan oleh Dr. Richard Wallen dari Western Reserve University dengan penyelidikannya.

20 macam makanan dihidangkan kepada 2 kelompok anggota angkatan laut.

Kelompok pertama terdiri dari orang-orang “normal" sedangkan kelompok lainnya terdiri dari orang-orang yang hampir dipensiun karena alasan-alasan psikiatris.

Hanya 11% dari kelompok pertama menolak lebih dari 2 macam makanan. Akan tetapi dari kelompok kedua yang menolak lebih dari 2 jenis makanan ada 62%.

Baca Juga : 5 Makanan Menjijikkan Amerika Abad ke-18, Salah Satunya Muntahan Paus

Perhatian yang berlebihan terhadap makanan yang dimakan, makan sesuatu karena hal itu “baik untuk kesehatan", juga dapat menjadi tanda gangguan urat syarat.

Seseorang yang secara berlebihan merasa khawatir bahwa makanan yang dimakannya tidak sehat, penuh vitamin, bersih, mudah dicerna, dan sebagainya, biasanya menunjukkan kekhawatiran yang lebih besar terhadap dirinya sendiri serta problem-problem yang dihadapinya dari pada kekhawatiran terhadap makanan yang dimakannya.

Di New York Hospital — Cornel Medical Centre diadakan penyelidikan terhadap 25 orang pasien. 20 orang diantara 25 pasien ini mempunyai kebiasaan untuk makan pada tengah malam.

Baca Juga : Dalam Setiap Kesempatan, Orang Cina Selalu Menyajikan Makanan Enak

Semuanya menderita tidak dapat tidur. Dan semuanya menceriterakan bahwa mereka mulai kebiasaan ”makan malam dan tidak dapat tidur" ini pada waktu mengalami tekanan bathin dalam hidupnya atau mengalami kesulitan dalam usaha mereka.

Tidak seorangpun dari mereka makan pada tengah malam karena lapar.

Mereka makan karena pikiran ruwet menghadapi konflik-konflik yang tidak dapat dipecahkan, persoalan keluarga, rasa cemburu dan perasaan-perasaan lain yang menganggu. (TWA Ambassador – Intisari Oktober 1973).

Baca Juga : Inilah 10 Makanan Pereda Sakit Pengganti Kebiasaan Minum Obat Penghilang Nyeri

Artikel Terkait