Di sisi lain, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan SAR Nasional (Basarnas) terus menangani korban bencana dan mengupayakan langkah perbaikan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya juga menjanjikan pemerintah siap memberi anggaran tambahan bagi penanganan bencana.
Baca Juga : Meski Dilanda Krisis Ekonomi Parah, Venezuela akan Sumbang Rp151 Miliar untuk Korban Gempa Palu
PERTUMBUHAN EKONOMI TERTINGGI SEJAK 2014
Terhadap penilaian tim Prabowo bahwa kinerja perekonomian Indonesia semakin memburuk, dapat dilihat pada data perekonomian terkini dari sejumlah indikator.
Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi terakhir, per kuartal II 2018 sebesar 5,27 persen atau merupakan yang tertinggi sejak tahun 2014.
Jika dirinci, tingkat konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 5,14 persen.
Pembentukan modal tetap bruto atau investasi tumbuh 5,87 persen atau meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year) sebesar 5,34 persen.
Meski begitu, pertumbuhan ekspor masih lebih rendah dari impor. Tercatat, ekspor tumbuh 7,7 persen sementara impor tumbuh 15,17 persen.
Pemerintah beberapa kali juga menyatakan kendala perekonomian Indonesia yang sedang diupayakan untuk diperbaiki adalah defisit transaksi berjalan yang sempat melebar lebih dari 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Pengaruh faktor dari eksternal seperti kenaikan Fed Fund Rate, penguatan dollar AS, hingga perang dagang juga jadi tantangan tersendiri bagi Indonesia saat ini, salah satunya tercermin dari pelemahan nilai tukar rupiah.
Meski begitu, dengan Indonesia sebagai tuan rumah Pertemuan Tahunan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2018.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR