Advertorial

Kabar Terbaru Gempa dan Tsunami Palu-Donggala: 113 Orang Hilang, 152 Orang Tertimbun

Intisari Online
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Kebanyakan menjadi korban karena tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa, ataupun terseret arus ketika tsunami.
Kebanyakan menjadi korban karena tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa, ataupun terseret arus ketika tsunami.

Intisari-Online.com -Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Rabu (3/10/2018) pukul 13.00, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami di Sulawesi Tengah meningkat menjadi 1.407 orang.

Korban meninggal tercatat dari berbagai wilayah, mulai dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, hingga Parigi Moutong.

Mereka kebanyakan tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa, ataupun terseret arus ketika tsunami.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 519 korban telah dimakamkan di TPU Paboya.

Baca Juga : Begini Kisah Sarwo Edhie Wibowo Mertua SBY Saat Detik-Detik 1 Oktober 1965

Selain korban meninggal, jumlah korban luka berat juga bertambah menjadi 2.459 jiwa. Sebanyak 113 orang dilaporkan hilang, 152 orang tertimbun, dan 65.733 rumah rusak berat.

Dilaporkan pula, 70.821 warga yang terdampak gempa dan tsunami mengungsi di 141 titik.

Jumlah tersebut masih sangat mungkin bertambah, lantaran tim SAR masih terus bergerak untuk melakukan proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, hingga H+5 gempa, tim SAR sudah bisa memasuki seluruh kawasan terdampak, termasuk Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong.

Baca Juga : Beginilah Penampakan Kebun Ganja Senilai Rp19 Milliar yang Tersembunyi di Dasar Bumi

Komunikasi dilaporkan sudah mulai lancar, meskipun belum semua daerah pulih.

"Komunikasi sudah mulai lancar meskipun belum semua ter-cover. Di Donggala baru di bagian selatan hingga tengah, belum sampai di bagian utara dari Kabupaten Donggala. Begitu pula dengan di Sigi dan Kota Palu," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018).

Percepatan pemulihan infrastruktur juga terus dilakukan, meliputi jaringan listrik, pasokan BBM, dan jalan menuju ke daerah terdampak.

"Jalur lintas Palu melalui Trans Sulawesi bagian tengah barat dan timur semuanya sudah bisa ditembus kendaraan, dan logistik terus disuplai," ujar Sutopo.

Baca Juga : Sunda Megathrust, Ancaman Besar Bagi Jakarta, Bisa Timbulkan Gempa Hingga 9 SR

Selain itu, penanganan pengungsi di 141 titik juga dilaporkan terus membaik, meskipun belum seluruh korban mendapatkan bantuan logistik secara maksimal.

Sutopo mengatakan, bertambahnya jumlah personel dan alat berat dalam proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban, kian mempercepat proses penanganan.

Menurut data BNPB, 6.399 personel tim SAR gabungan dikerahkan untuk melakukan proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban.

Jumlah tersebut, terdiri dari 3.169 anggota TNI, 2.033 anggota Polri, 111 relawan, dan 1.086 dari kementerian/lembaga serta pemerintah daerah.

Dikerahkan pula 16 unit alat berat untuk proses evakuasi. Selain itu, alat utama sistem persenjataan (Alutsista) juga diturunkan untuk proses evakuasi korban, terdiri dari 2 unit kapal perang RI (KRI), 3 helikopter, dan 5 pesawat.

Beberapa helikopter water bombing dari BNPB pun didorong untuk melakukan penanganan darurat, baik untuk proses evakuasi maupun droping bantuan logistik.

Diketahui, bantuan internasional juga sudah mulai disalurkan ke daerah terdampak. Sebanyak 17 negara sudah menyerahkan daftar bantuan yang ditawarkan untuk penanganan bencana.

(Fitria Chusna Farisa)

Baca Juga : Benarkah Pulau Kalimantan Sangat Aman dari Ancaman Gempa Bumi?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Gempa dan Tsunami Sulteng: Dari Jumlah Korban Sampai Bantuan Internasional".

Artikel Terkait