Untuk mengendalikan risiko, perempuan perlu melakukan pemeriksaan mandiri dan klinis lewat dokter secara teratur.
Baca Juga : Gunakan Imunoterapi, Pasien Kanker Payudara Stadium Akhir Ini Sembuh dengan Sel Kekebalannya Sendiri
Selain itu, olahraga juga membantu mengendalikan risiko.
Pada perempuan berusia di atas 20 tahun, olahraga intensitas sedang dan tinggi selama 75-150 menit per minggu akan menurunkan risiko kanker.
Nancy Keating, pakar kesehatan masyarakat dari Harvard Medical School juga mengatakan bahwa perempuan tidak peru khawatir menggunakan pil hormon karena dikaitkan dengan kanker payudara.
"Walaupun berkaitan, hal terpenting yang harus diingat adalah risikonya sangat-sangat kecil," katanya dalam rilis Harvard University pada Januari 2018.
Rachmawati menambahkan, perhatian utama perempuan sebenarnya harus diarahkan pada cara memperbaiki gaya hidup.
"90 persen kanker payudara itu terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti tidak pernah olahraga dan alkohol," katanya.
Perhatian ekstra hanya perlu pada perempuan yang kerabatnya memiliki riwayat kanker payudara. Mereka harus hati-hati dalam menggunakan kontrasepsi hormonal.
Bagi mereka yang punya riwayat kanker payudara, pemeriksaan genetik untuk mengetahui mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 bisa dilakukan. (Yunanto Wiji Utomo)
Baca Juga : Jangan Salah, Penderita Kanker Payudara Masih Bisa Kok Menyusui Anaknya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | intisari-online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR