Pria yang tergeletak tak bergerak itu mengenakan kaos tanpa lengan dilapisi tunik berwarna cokelat dengan celana longgar berwarna sama. Luka tembak di kepala bagian samping mengeluarkan darah membasahi lantai.
Baca Juga : Sering Pura-pura Mati, Cucu Osama Bin Laden Berusia 12 Tahun Ini Tewas Akibat Serangan Udara
Badannya kurus tapi sangat tinggi, sekitar 190 cm, memiliki jenggot hitam legam. Ketika suasana aman, saya memeriksa seluruh ruangan. Ada pintu menuju ruangan kecil yang kotor dan penuh kertas.
Pintu satunya menuju kamar mandi kecil. Seorang anggota SEAL mengarahkan perempuan dan anak-anak keluar ruangan.
Kami memeriksa jenazah. “Saya rasa dia target kita,” kata Tom kepada saya.
Dia tidak menyebut nama Bin Laden karena semua pembicaraan kami didengarkan lewat radio, bahkan oleh Presiden Obama dan stafnya di Situation Room, Gedung Putih. Tom takut salah tebak.
Baca Juga : Masih 20-an Tahun, Putra Termuda Osama Bin Laden Sudah Jadi Buronan Amerika
Saya mencoba mencocokkan dengan check list dalam ingatan.
Badannya jangkung. Cek. Dia satu-satunya pria dewasa di lantai tiga. Cek. Dua kurir yang terbunuh tadi persis informasi dari CIA. Cek.
Saya membuka buklet dari jaket dan melihat foto-foto Osama, mencoba mencocokkan wajah. Tidak terlalu asing. Bentuk hidungnya, alisnya, hanya jenggot yang hitam tanpa selembar pun warna putih agak mengherankan.
Tom mengeluarkan botol minum dan menyiramkan air ke wajah pria itu, kemudian mengelapnya dengan selimut. Saya mengeluarkan kamera digital bekal pergi ke mana pun dan memotretnya.
Baca Juga : Tanah Bekas Rumah Osama bin Laden Jadi Rebutan Pemerintah dan Militer Pakistan
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR