Tetapi Susanne tidak mau tinggal diam. Ia lari ke bangunan tambahan yang menonjol ke luar, naik ke jendela, dan terjun ke luar. Ia berteriak minta tolong dari atap bangunan ini, tetapi tergelincir dan jatuh di tempat parkir. Rasa sakit tidak dihiraukannya.
Suaminya turun dari balkon ke tanah di sisi lain dari rumah. Keduanya mencapai pintu depan rumah yang sudah terbenam salju, dan bersama-sama mereka mencoba membukanya. Begitu berhasil, serta-merta David jatuh ke pelukan mereka.
Tekanan udara yang timbul telah melempar anak berumur dua tahun itu ke dekat pintu depan rumah. Ia tidak menangis, diam seribu basa.
Tetapi di mana Alex? Panggilan orang tuanya tidak terjawab. Ayahnya meraih sekop di tempat parkir, tetapi tidak berdaya terhadap salju yang keras seperti beton. Susanne hanya bisa menemukan kotak dari kaleng.
"Galilah salju dengan itu!" teriak suaminya. Baru 10 menit, mereka sudah kecapekan.
Pukul 16.20
Patryk anggota pasukan Snowboarder lari dari Sonnenhof. Dengan sekop yang ditemukan di tempat parkir Larein ia menggali salju yang masih tersisa di depan pintu.
"Kemari, kemari!" teriak Helmut Walters dari gang. Ia sudah tidak mempunyai tenaga lagi untuk menolong anaknya.
Baca Juga : Hemat Biaya Pulang untuk Belikan Istri Baju Baru, Buruh Ini Rela Berjalan Sejauh 40 Km di Tengah Salju
"Galilah di sana!" katanya hampir menangis putus asa, "Demi Allah, galilah! Anak saya terbenam di sana!"
Patryk menyerbu ke dinding putih. Ia mengganco, menggali, dan menyekop sekuat tenaga. Tetapi salju itu keras seperti batu.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR