Baca Juga : Meski Seluruh Permukaan Tertutup Salju, Ternyata di Antartika Terdapat Magma Panas, Ini Buktinya
Siangnya, pukul 15.10, semua pengungsi sudah berkumpul di Sonnenhof. Hanya satu keluarga dari Ingolstadt dan keluarga Walter yang belum ada. Keluarga ini sebetulnya sudah siap berangkat. David dan Alexander juga sudah memakai jaket hangat untuk berjalan kaki ke Sonnenhof.
Tetapi Helmut masih memeriksa apakah mesin faks masih menyala dan siap menerima berita. Susanne Walter memeriksa sekali lagi setiap kamar, dan mengumpat-umpat bahwa ada satu pesawat TV yang tidak dimatikan.
Pukul 16.10
Tiba-tiba ada suara mengaung yang keras sekali. "Seperti mobil melaju 200 km per jam!" tutur Susanne kemudian. la lari ke jendela, tapi yang tampak cuma "dinding" putih. Salju longsor!
Baca Juga : Karena Tidak Ada Salju di Atap, Rumah Ini Disergap Polisi dan Mereka Menemukan Sesuatu yang Mengejutkan
"Ke kamar bawah! Ke kamar bawah!" teriak suaminya dari kamar di tingkat satu. Susanne ingin lari ke kamar mandi. Satu-satunya kamar yang jendelanya terbuka. Tetapi kemudian terdengar anak-anak menangis di kamar. Aduh! Bagaimana anak-anak ini?!
Dari kamar mandi, Susanne lari ke koridor menuju ke kamar di tingkat atas. Suara mengaung berakhir dengan ledakan dahsyat! Mengerikan. Lantai rumah bergetar hebat.
Baru ia mencapai tangga, gumpalan salju raksasa sudah melindas dinding rumah dengan suara benturan yang teredam. Kaca-kaca jendela pecah berantakan, pintu-pintu jebol. Tekanan yang timbul membuat Susanne terpelanting dan pingsan.
Setelah siuman, tahu-tahu ia sudah terbaring di ruang tamu Apartemen Larein. Di depannya berdiri suaminya. "Anak-anak! Anak-anak!" teriak Susanne yang ingin lari ke tangga, tetapi teralang dinding salju putih.
Baca Juga : (Foto) Nyeleneh! Aneka Rupa Manusia Salju Ini Sungguh Kreatif, Juga Konyol!
"Tenanglah, tenanglah!" bujuk suaminya.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR