Pada 1998, pemerintah bahkan harus menyuntik perbankan dengan obligasi rekapitalisasi sebesar Rp 650 triliun.
Baca Juga : Bawang Putih Memang Kaya Manfaat Tapi Jangan Mengonsumsinya Dalam Kondisi Seperti Ini, Berbahaya!
Angka suntikan dana pemerintah ke perbankan pada saat itu menurut Tony cukup besar yaitu 50% dari pendapatan domestic bruto (PDB) Indonesia pada saat itu.
Tony mengatakan rupiah yang terus melemah ini bukan disebabkan karena fundamental ekonomi Indonesia melemah, namun karena adanya perbaikan ekonomi Amerika Serikat.
Salah satu indikator membaiknya ekonomi Amerika adalah penyerapan tenaga kerja AS yang membaik.
Bahkan terakhir tercatat pertumbuhan ekonomi AS diangka 2,9%. Angka ini sudah jauh lebih baik jika dibandingkan ketika krisis ekonomi AS pada 2008.
Kedepan Tony memproyeksi rupiah masih akan tertekan seiring dengan rencana The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan sampai 3,25% dari saat ini 2%.
(Galvan Yudistira)
Baca Juga : Mulai Sekarang, Jangan Lagi Makan Nasi Sisa Kemarin karena Akibatnya Bisa Sangat Berbahaya
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Rupiah di posisi Rp 14.930/ dollar AS, bagaimana membedakan dari krismon 1998?".
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR