"Singkat kata, selesailah sholat Jum'at, gua masih nambah 2 rakaat ba'diah Jum'at. Pas gua salam, ternyata tuh pasangan udah ada yg narik ke belakang Masjid, atau di balik tembok imam, alhasil gua susulah kesana," tulis Randy.
Randy menuliskan, ada beberapa Jakmania yang memang sudah marah-marah dan hampir emosi pada pasangan Bobotoh ini.
Randy pun berusaha melerai dan mencoba berbicara pada mereka. Ia bahkan menjamin para Jakmania untuk mengamankan mereka.
Ia meminta para Jakmnia untuk tidak meneriaki mereka setelah keluar dari masjid. "Bisa dibayangin ga kemungkinan kejadian apa jika mereka diteriakin?" tulisnya.
Berkat komunikasi dan kebesaran hati, emosi berhasil ditahan.
Randy pun bahkan mengawal pasangan Bobotoh itu keluar dari masjid hingga menuju tampat parkir sepeda motor mereka di dalam area Stadion Manahan.
Apa yang mendasari Randy mau dan rela melakakukan hal tersebut, ia menuliskan 5 hal di postingannya.
1. Itu hari Jum'at, bagi gua Jum'at adalah hari yang spesial ditiap pekannya. Jadi gua ga mau ada kejadian apapun yang akan berpotensi merusak hari itu.
2. Gua ga mau ada korban-korban berikutnya.
3. Gua ga mau citra supporter sepakbola Indonesia negatif di pemberitaan.
4. Kalau ada korban, pernah mikirin ga kondisi orang tua dan keluarga korban sakitnya gimana?
5. "Tidak ada satu kemenanganpun yang sebanding dengan nyawa" by @bepe20
Randy pun meminta pasangan Bobotoh ini pulang atau menonton di tempat lain lewat TV. Ia pun menunggui untuk memastikan mereka keluar area Manahan dengana aman.
Apa yang bisa diteladani dari sikap yang ditunjukkan Randy?
Baca Juga : Dulu Dibully dan Ditolak Wanita, Pria Asal Cimahi ini Berubah Mirip Artis Korea Tanpa Operasi Plastik
Mau siapa pun kita, apa profesi kita, jersey apa yang kita kenakan, kemanusiaan adalah yang terpenting di tengah panasnya rivalitas.
Ali bin Abi Thalib pun berkata, Kejahatan akan terus ada bukan karena banyaknya orang-orang jahat, melainkan karena diamnya orang-orang baik.
Sekecil apa pun tindakan kita, bisa berakibat baik atau buruk pada orang lain.
Hanya 90 menit di lapangan jangan sampai membuat kita lupa, di luar kita adalah saudara sesama manusia dan saudara sebangsa.
Kerena tidak ada kemenangan apapun yang sebanding dengan nyawa.
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR