Perdagangan tersebut telah secara efektif didorong ke bawah tanah, ke platform yang sulit untuk dipolisikan oleh pihak berwenang.
Dorongan untuk mengetik "Saya ingin satu" di bawah video atau foto yang dibagikan saat ini hanya beberapa klik saja dari keterlibatan langsung dalam perdagangan satwa liar.
Baca Juga : Inilah Bukit Nirbaya, Lokasi Eksekusi Mati Narapidana di Nusakambangan yang Bikin Bulu Kuduk Berdiri
Tapi gelombang itu diharapkan mulai berubah.
Pada 2018, 20 perusahaan teknologi terbesar di dunia bergabung dengan organisasi konservasi WWF untuk menindak perdagangan ilegal satwa liar.
Koalisi Global untuk Mengakhiri Perdagangan Satwa Liar Online (The Global Coalition to End Wildlife Trafficking Online) menetapkan sasaran pengurangan 80 persen pada tahun 2020.
Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran akan eksploitasi satwa liar, Instagram juga telah meluncurkan inisiatif dengan pengguna yang memposting atau mencari gambar dengan tagar terkait.
Baca Juga : Lina Mantan Istri Sule Terbukti Selingkuh, Ternyata Selingkuh Juga Bisa Bawa Efek Positif Lo!
Misalnya #tigerselfie (swafoto dengan harimau) atau #slowloris (kukang lamban) akan diberikan pesan pop-up yang menggarisbawahi perlunya melindungi margasatwa dan lingkungan.
Pada April 2018, BBC Earth bekerja dengan Instagram untuk menambahkan peringatan ke dua hashtag tambahan #orangutan dan #pangolin (trenggiling).
Jaringan berbagi gambar itu belum merilis data untuk menunjukkan apakah penggunaan hashtag ini telah menurun.
Prof Nekaris menyarankan bahwa kita harus waspada di media sosial.
Baca Juga : Setelah 66 Tahun, Pemilik Kuku Terpanjang di Dunia ini Akhirnya Memotong Kukunya
"Instagram juga telah meluncurkan prakarsa, di mana pengguna yang mengunggah atau mencari gambar dengan tagar terkait diberikan pesan pop-up yang menggarisbawahi perlunya melindungi satwa liar dan lingkungan," ungkapnya.
Seperti permainan bisikan yang mendunia, konteks gambar dan video dapat hilang saat dibagikan, jadi penting untuk memikirkan apa yang Anda lihat.
Jika itu dianggap membahayakan, laporkan gambar itu ke platform.
Anda juga dapat membuat dampak positif dengan membagikan dan mendiskusikan foto dan video dengan pesan konservasi yang kuat.
Baca Juga : Wanita Suku Himba, Perempuan Terindah di Afrika yang Tak pernah Mandi
Banyak badan amal yang berusaha meningkatkan prospek spesies yang terancam punah hanya dapat beroperasi berkat perhatian dan pendanaan khalayak dunia maya global.
Bersama-sama kita dapat mengubah "aww" menjadi kesadaran, dan memberi binatang kesukaan di layar kita kesempatan untuk berjuang bertahan hidup di lingkungan mereka yang sebenarnya.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Kita Pakai Internet Mungkin Ancam Satwa Liar, Kok Bisa?")
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR