Tanda-tanda Mesir akan melancarkan serangan besar ke Israel terjadi ketika pada pertengahan 1973.
Waktu itu intelijen Israel, Mossad, berhasil mendeteksi bahwa negara-negara Arab sedang menyiapkan serbuan lagi ke Isarel.
Mossad pun memperingatkan pemerintah Israel tapi pesan itu ternyata tidak digubris oleh pemerintah Israel sendiri.
Padahal saat itu pasukan Mesir sedang menyeberangi Terusan Suez untuk mempersiapkan serangan besar-besaran.
Pada 3 Oktober, pimpinan Mossad, Zvai Zamir, berusaha keras menghubungi PM Israel, Golda Meir untuk memperingatkan tentang serbuan militer Mesir ke Israel.
Meir ternyata tidak memberikan respon maksimal dan malah menyarankan Zamir untuk membahasnya dengan Menhan Moshe Dayan.
Namun baik Dayan maupun Meir ternyata sama-sama menganggap peringatan yang diberikan oleh Zamir terlalu berlebihan.
Sikap para petinggi Israel itu ternyata sangat menguntungkan Mesir karena pada saat yang sama kekuatan militer yang sedang disiapkan di Sinai dan Terusan Suez sudah dalam posisi siap menyerang.
Baca Juga : Kucing Ini Tiba-tiba Jadi Pahlawan Setelah Temukan Kantong Penuh Kokain dan Heroin
Sebanyak 20 ribu pasukan cadangan juga sudah disiapkan militer Mesir untuk mendukung serbuan ke Israel yang akan dilancarkan secara besar-besaran.
Tepat pada 6 Oktober 1973, pasukan Mesir dan Suriah melancarkan serangan yang sudah terencana matang ke posisi pasukan Israel yang bertahan di sepanjang Terusan Suez dan Dataran Tinggi Golan.
Serangan mendadak yang bertetapan dengan hari besar keagamaan Yahudi, Yom Kippur, itu kemudian dikenal sebagai Perang Yom Kippur.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR