Pertempuran yang kadang melibatkan jet tempur dari kedua belah pihak menunjukkan bahwa sistem pertahanan udara Mesir sudah lebih baik karena sejumlah jet tempur Israel berhasil ditembak jatuh.
Selain bentrok senjata dengan Mesir, militer Israel juga mulai direpotkan oleh perlawanan dari para pejuang Palestina Liberation Organisation (PLO) yang kerap melancarkan serangan dari arah Yordania.
Beberapa kali pasukan Israel mengejar para pejuang PLO hingga masuk ke Yordania dan akhirnya malah terlibat pertempuran sengit dengan militer Yordania
Di bawah pimpinan Anwar Sadat, Mesir tampaknya bersikap lebih tenang dibandingkan ketika masih dipimpin oleh Nasir yang selalu mengobarkan perang melawan Israel.
Tapi ketenangan Sadat bukanlah ketenangan untuk tidak menginginkan perang dengan Israel.
Baca Juga : Ini Dia Cara Mengatasi Biduran Tanpa Obat
Sadat justru berprinsip untuk memerangi Israel dan mengalahkannya.
Oleh sebab itu, Mesir harus siap dalam segala hal, khususnya keunggulan dari sisi kekuatan militer.
Diam-diam Mesir pun terus membangun kekuatan tempurnya.
Untuk mengecoh Israel, Sadat bahkan memulangkan para penasehat militer dari Uni Soviet, sehingga mengesankan bahwa kekuatan militer Mesir tidak agresif lagi.
Pemerintah Israel sempat terlena oleh sikap Mesir yang melunak itu.
Mereka tidak sadar, padahal militer Mesir sedang menerapkan sistem pertahanan agresif yang sewaktu-waktu siap menginvasi Israel.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR