Advertorial

Apakah Sebetulnya Abate, Bubuk yang Ampuh Usir Wabah Demam Berdarah?

K. Tatik Wardayati
,
Aulia Dian Permata

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Mungkin Anda juga bertanya-tanya. Soalnya, pada saat demam berdarah merajalela, kata abate terus-menerus disebut. Abate bahkan dianjurkan untuk ditaruh dalam gentong tempat penyimpanan air minum.

Apakah tidak mempengaruhi kesehatan para peminumnya? Kalau tidak, mengapa? Majalah Intisari menjelaskannya di edisi September 1988.

Di sebuah laboratorium di AS, beberapa ekor tikus putih sedang asyik menyantap hidangan yang dicampur dengan butir-butir mirip pasir berwarna kecoklat-coklatan.

Sudah lebih dari dua bulan tikus-tikus tersebut mendapat menu seperti itu. Sedikit pun tidak terlihat perasaan curiga di wajah mereka, walaupun beberapa orang peneliti tampak terus-menerus memperhatikan gerak-gerik mereka.

Baca Juga : Hari Demam Berdarah Dengue: Bukan 3M, Warga Flores Punya Cara Sendiri untuk Menangkal Demam Berdarah

Penelitian ini terjadi tahun 1967. Sedangkan campuran yang berwarna kecoklat-coklatan itu tak lain adalah abate yang mampu membunuh jentik-jentik nyamuk.

Ternyata sampai hari ke-90, tikus-tikus yang setiap harinya menyantap abate sebanyak 35 mg/kg bobot badan itu, tidak menunjukkan efek klinis.

Di tahun yang sama, kelompok peneliti lain juga pernah melakukan penelitian terhadap seorang sukarelawan.

Selama beberapa hari abate sebanyak 256 mg/hari dicampurkan ke dalam makanan sukarelawan tadi. Hasilnya, juga tidak tampak adanya efek klinis.

Baca Juga : Hari Demam Berdarah Dengue: Bagaimana Penduduk Haiti Bisa Kebal Terhadap DBD?

Penelitian yang lebih "berani" dilakukan tahun 1968 di AS juga. Kali ini setiap bulan para peneliti mencarnpur abate sebanyak 1% volume ke dalam bak persediaan air minum penduduk.

Pemberian ini dilakukan selama 19 bulan. Ternyata juga tidak ditemukan efek klinis pada penduduk yang minum air itu.

Demikian juga pada penelitian yang dilakukan terhadap lebah madu, burung, ikan dan udang.

Sejak itu, abate dinyatakan aman bagi manusia, asal penggunaannya diikuti dengan dosis yang tepat. Pemakaian abate yang aman adalah 1 g untuk 10 1 air atau 1 sendok makan peres (sekitar 10 g) untuk 100 1 air.

Baca Juga : Inilah Bedanya Demam Biasa dengan Demam Berdarah Dengue

Keluar lewat urine dan keringat

Lalu timbul pertanyaan, apa sebenarnya kandungan abate itu? Mengapa abate begitu ampuh memusnahkan jentik-jentik nyamuk tetapi sebaliknya aman bagi makhluk hidup yang lain termasuk manusia?

Sebenarnya abate itu nama dagang. Bagian terbesar bahan kimia yang terkandung di dalamnya adalah temephos. Temephos termasuk ke dalam golongan organophosphorus (organofosfat).

Menurut dr. Thomas Suroso, Kasubdit Arbovirosis, Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Pemukiman, golongan organofosfat mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroetan).

DDT memiliki resistensi yang sangat tinggi di dalam tubuh manusia dan tanah. Sebaliknya, golongan organofosfat tidak disimpan di dalam tubuh, bahkan segera dikeluarkan melalui urine dan keringat. Akibatnya, tidak pernah terjadi penimbunan organofosfat di dalam tubuh.

Baca Juga : Cegah Demam Berdarah Dengue dan Virus Zika dengan 5 Losion Anti Nyamuk Alami Ini!

Selain itu, para peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa seekor tikus putih baru akan mati bila ia makan 8,6 g abate/kg bobot badan setiap harinya.

"Dapat dipastikan tidak akan pernah terjadi keracunan akibat minum air yang sudah dicampur dengan abate, asal dosisnya tepat," demikian Suroso.

Kering betul

Sebenarnya, penggunaan abate itu hanya alternatif saja. Untuk membasmi jentik-jentik nyamuk khususnya jentik nyamuk Aedes aegypty yang menularkan demam berdarah, tidak harus menggunakan abate.

Dengan menguras tempat penampungan air termasuk bak mandi seminggu sekali, jentik-jentik nyamuk juga akan musnah.

Baca Juga : Musim Hujan Tiba, Demam Berdarah Siap Merebak

"Hanya perlu diingat, menguras bak mandi yang benar dan baik adalah mengosongkannya sampai betul-betul kering," kata dr. Suroso.

Bila menggunakan abate, bak-bak air bisa agak jarang dikuras. Malah sebaliknya, bila bak-bak air tersebut disikat, khasiat abate juga akan luntur.

Soalnya, abate yang dilarutkan ke dalam air akan menempel pada pori-pori dinding dan dasar bak air. Kondisi ini sangat cocok untuk bak air yang terbuat dari semen.

Pada bak air porselin, abate kurang kuat menempel pada dindingnya, sehingga biasanya berkumpul di dasar bak.

Baca Juga : Demam Berdarah? Jambu Klutuk Neng!

Dari pori-pori dinding dan dasar bak ini, partikel-partikel abate secara perlahan-lahan larut ke dalam air sambil terus mempertahankan konsentrasi kejenuhannya yang 1 ppm (1 mg/1 air).

Dalam kondisi konsentrasi kejenuhan ini, abate mampu memusnahkan jentik nyamuk. Bila dosis pemberian abate tepat, Anda cukup melarutkannya tiga bulan sekali ke dalam bak mandi atau bak-bak air lain di rumah.

Satu hal yang perlu diingat, jentik nyamuk Aedes aegypty ini berkembang biak di air bersih dalam bak penampungan, jadi air tersebut tidak berhubungan langsung dengan tanah.

Biasanya tempat-tempat yang digemari jentik nyamuk Aedes selain bak mandi adalah tempat penyimpanan air, drum, ban dan kaleng bekas.

Tiga yang terakhir ini sering menjadi tempat penampungan air hujan dan di sini jentik nyamuk Aedes bisa berkembang biak.

"Oleh karena ltu, sebaiknya ban dan kaleng bekas dikubur saja. Sedangkan drum-drum bekas diletakkan dengan posisi terbalik, kecuali kalau drum tersebut berpenutup," demikian saran dr. Suroso. (Liz)

Baca Juga : Kekebalan Cegah Demam Berdarah

Artikel Terkait