Museum jalanan
Kunjungan berikutnya adalah La Boca, daerah pelabuhan. Wilayah ini berciri khas imigran Eropa, terutama Italia, yang berdatangan antara 1860 dan 1910. Karenanya daerah itu juga disebut Piccola Italia (Italia kecil). Selanjutnya kami diajak ke jalan tidak terlalu panjang yang disulap menjadi museum seni terbuka.
Sambil menyusurinya kami menonton beraneka kegiatan seni. Ada kelompok yang main musik di sudut jalan, ada banyak lukisan dipamerkan, sementara di ujung lain ada pria mencat dirinya dengan warna perak.
Ia berpose diam kaku layaknya patung. Salah seorang dari kelompok kami mendekatinya, lalu berpose dengan "patung" itu seakanakan sedang menari tango. Hebatnya, sang "patung" tak sedikit pun tergelitik untuk bergoyang.
Di daerah penuh kafe itu juga terdapat beberapa rumah bordil. Tapi, La Boca-lah tempat cikal bakal tari tango.
Caminito atau museum jalanan itu diinaugurasi tahun 1959. Ide nama Caminito datang dari pelukis terkenal Quinquela Martin (1890-1977). Anak keluarga miskin itu diadopsi pedagang arang batu. Ternyata ia tidak berminat untuk meneruskan usaha ayah angkatnya, karena lebih suka menjadi seniman.
Baca Juga : Gancendo Meteorite, Meteorit Seberat 30 Ton Ditemukan di Argentina
Tak hanya Caminito, Quinquela Martin pula yang punya gagasan membangun ciri mencolok La Boca, yaitu rumah-rumah yang dicat warna-warni. Tujuan sang seniman adalah mengubah tempat itu menjadi jalanan yang sibuk dan hidup dengan warna-warni khas, bukannya sekadar sebagai jalan pintas.
De la Rivrea Theater di daerah itu pun dibangun di atas tanah sumbangan Martin. Maradona, yang Desember 2000 diganjar gelar Pemain Terbaik Abad Ini, juga memulai kariernya sebagai pemain sepakbola di stadion daerah ini.
"The Thinker" cetakan
San Telmo menjadi daerah kunjungan berikutnya. Dulu daerah itu dihuni keluarga aristokrat sampai meletus wabah sakit kuning tahun 1871. Terpaksa penghuninya pindah ke utara.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR