Katedral Metropolitan sering diidentikkan sebagai Monumen Sejarah Nasional. Selain menyaksikan altar gaya barok dari akhir abad XVIII, pengunjung dapat menjenguk mausoleum liberator Argentina Jenderal San Martin yang diukir oleh pemahat Prancis Alberto Ernest Carrier Belleuse.
Bangunan bank yang menempati satu blok penuh benar-benar merupakan masterpiece arsitektur. Bangunan yang ada sekarang diselesaikan tahun 1944, meski konstruksinya dimulai tahun 1941 di bawah arahan arsitek Alejandro Bustilla.
Interior kubah, di atas lantai utama, disebut sebagai yang terbesar di dunia dari segi ukuran dan berat. Dalam Hole of Soul, di lantai dua, terdapat 11.290 peti besi.
Pada sisi lain taman tampak Gedung Merah Jambu, kantor kepresidenan, yang warnanya memang merah muda. Gedung ini berwarna demikian sejak tahun 1810, zaman Primera Junta (the first council).
Baca Juga : Ketika Alam 'Membalas': Sungai Besar di Argentina Ini Tiba-tiba Muncul dalam Semalam
Menurut pemandu kami, ada tiga versi, mengapa wamanya merah jambu sampai sekarang. Yang pertama, konon itu labur putih tercampur darah, versi berikut karena reaksi kimia jamur dan, yang terakhir, karena tahun 1850 ada dua partai yang terus bertengkar.
Maka Presiden Sarmiento tahun 1873 mengambil keputusan untuk mewarnai kantornya dengan campuran kedua warna partai itu.
Merah ialah warna dari kaum federal dikepalai oleh Juan Manuel de Rosas dan putih ialah warna dari oposisi, kaum Unitarian. Sayang, biarpun warna kantor kepresidenan sudah merah jambu, pertikaian tetap berlangsung. Pemandu kami percaya pada versi kedua, namun dalam buku panduan resmi hanya disebut versi ketiga.
Plaza de Mayo sampai kini masih menjadi tempat kegiatan politik. Setiap Kamis pukul 15.00 di taman plaza yang lantainya bergambar tutup kepala para oma berunjuk rasa karena anak-anak mereka dibunuh dan cucu mereka diambil di zaman rezim militer tahun 1970 - 1983.
Baca Juga : Demi Tangkap dan Hukum Sendiri Penjagal Warga Yahudi, Mossad ‘Obrak-abrik’ Argentina
Para oma yang berdemo mengenakantutup kepala dengan bagian belakang bertuliskan nama-nama cucu mereka.
Akibat tragedi kemanusiaan itu, tak sedikit anak kehilangan orang tua. Ada sebagian dari anak bernasib malang itu yang diadopsi. Beberapa orang tua angkat menuturkan pada mereka tentang kisah pahit yang sebenarnya, yang mengubah nasib anak-anak itu. Tragedi itu sendiri telah dibuat film yang saya lihat sepotong di televisi.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR