Dokter yang merawatnya mengatakan ada kemungkinan bahwa Verzilov diracuni.
Kai-Uwe Eckardt, seorang ahli neurologi dan spesialis internal Jerman mengatakan, "Sangat mungkin dia diracuni."
Eckardt menambahkan bahwa Verzilov menderita sindrom anti-kolinergik, suatu kondisi di mana beberapa bagian dari sistem saraf terhalang dan berbagai organ berhenti bekerja.
Gejala-gejala yang dialami Verzilov meliputi pupil yang membesar, tekanan darah tinggi, dan selaput lendir kering, yang menunjukkan kemungkinan diracuni.
Dokter memperingatkan bahwa hanya ada sedikit kesempatan untuk mengidentifikasi racun yang tepat karena mungkin Verzilov menelannya sekitar seminggu yang lalu.
Baca Juga : Dari Daihatsu Sigra Hingga BMW X1, Ini Jenis Mobil yang Dijual Rp50 Juta dalam Flash Sale Astra
Eckardt menambahkan bahwa gejala itu bisa juga berasal dari obat-oabtan, bahan alami, atau tanaman.
Mantan anggota Pussy Riot, Nadezhda Tolokonnikova juga yakin bahwa Verzilov sengaja diracuni.
Dikutip dari Reuters, Tolokonnikova mengatakan, "Saya percaya bahwa dia diracuni dengan sengaja dan itu adalah upaya mengintimidasinya atau membunuhnya."
Kasus Verzilov terjadi enam bulan setelah keracunan Sergei Skripsal, mantan mata-mata Rusia yang tinggal di Inggris selatan.
Skripsal dan putrinya sakit kritis setelah terkena novichok, racun saraf kelas militer yang dikembangkan oleh Uni Soviet selama Perang Dingin.
Inggris baru-baru ini menyebut dua pria Rusia sebagai pelaku, namun mereka mengelaknya.
Source | : | Business Insider |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR