Carisa menceritakan, secara tak sengaja beberapa siswa mengetahui kondisi para guru GTT di sekolah mereka hanya mendapat gaji Rp 100.000 per bulan.
Setelah kondisi tersebut diceritakan kepada orangtua, akhirnya muncul inisiatif untuk membantu dengan cara menyisihkan uang saku setiap hari Jumat.
"Enggak apa-apa, setiap Jumat juga membawa makanan dari rumah, paling jajan es," kata Carisa. Kegiatan tersebut ternyata mendapat sambutan positif dari pihak sekolah dan tentunya para guru GTT.
"Kami terharu semangat siswa dan orangtuanya untuk membantu kegiatan belajar di sekolah ini," kata Bayu Dwi Nur Cahyani, salah satu guru GTT.
Baca Juga : Demi Melindungi Nyawa Ibu Tercinta, Pemuda Ini Merelakan Nyawanya Sendiri yang Melayang
3. Honor kecil, semangat tak pernah pudar
Lokasi SD Mentel 1 ada di pinggiran Kabupaten Gunungkidul, jauh dari keramaian dan pusat kota. Namun, apa yang ditunjukkan para siswa dan orangtua murid kepada guru GTT patut diacungi jempol.
Bayu mengatakan, sejak 2005, honor sebagai GTT hanya Rp 100.000 per bulan, ditambah bantuan dana BOS sebesar Rp 200.000.
"Tetap semangat mengajar, ndak apa-apa, yang penting anak-anak memeroleh pendidikan yang baik," kata Bayu.
4. Sumbangan sudah berlangsung sejak Maret 2018
Kepala SD Mentel 1, Kamijan mengatakan, kegiatan sosial setiap Jumat tersebut sudah berlangsung sejak Maret 2018.
Setiap bulan, para siswa ini mampu mengumpulkan dana sekitar Rp 2 juta dan uang tersebut akan dibagikan kepada 8 GTT maupun Pegawai Tidak Tetap.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR