Jika tidak, toko YapDji Long, tempat Abdullah berutang, tidak mau lagi menerimanya sebagai pelanggan yang sudah belasan tahun membeli barang di situ.
Tapi karena utang ini begitu banyak dan sudah terlalu lalam tidak dibayar, tauke Yap Dji Long mengultimatum Abdullah agar segera melunasinya.
Baca Juga : Hari-hari Menjelang G30S PKI, Genjer-genjer Lagu yang Hits Ketika Itu
Mendengar kabar itu, Amat segera menawarkan kepada ayahnya agar ia bisa menggunakan uang tabungannya.
Tadinya Abdullah segan dan merasa sangat tidak pantas berutang kepada anaknya sendiri.
Tapi Amat mendesak agar ayahnya mau menggunakan uang tabungannya untuk sementara waktu.
Akhirnya, Abdullah pun menerima talangan anaknya itu. Tapi yang membuatnya lebih terkejut adalah jumlah uang simpanan Amat.
Amat menalangi Abdullah sejumlah 30 gulden untuk melunasi utang-utang itu. Uang 30 gulden waktu itu merupakan nilai yang cukup besar.
Apa yang dilakukan Amat tentu membuatnya, juga keluarganya yang lain, begitu terharu.
“Bang AMat selalu melakukan hal-hal besar yang kami tak sanggup melakukan dan mengerjakannya,” kenang Sobron lagi.
“Rasanya, seandainya kami ini adalah murid-muridnya, kami adalah murid-muridnya yang selalu akan tinggal kelas karena terbelakang dan bodoh.”
Baca Juga : Kisah Nyata Bocah 14 Tahun Ungkap Kasus Korupsi Terbesar Dalam Sejarah dengan Jadi Gembong Narkoba Termuda
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR