Berapa orang yang sudah dibunuh selama ini? "Saya tidak pernah menghitungnya." Apa dia kasihan dengan korbannya? Camper ragu, kemudian katanya, "Tidak!" Menurut pendapatnya, ia selalu membela yang benar.
Apakah sebagai tentara bayaran ia bersedia bekerja pada siapa saja yang bisa membayarnya?
"Saya bisa mencari pekerjaan dan menentukan majikan saya sendiri. Ini tidak bisa dilakukan oleh tentara biasa."
Sejak Januari 1982 saja, murid Camper ada lima sampai enam ratus dari dua puluh lebih negara. Mereka mempelajari seni membunuh secara brutal.
Kursus latihan berlangsung sekitar empat belas hari dan biayanya sekitar 350 dolar (sekitar Rp350 ribu ketika itu - Red), tanpa makan dan tanpa akomodasi.
"Para murid itu terpaksa tidur di atas pohon dan makan semut bakar," istrinya menjelaskan. Si istri menjadi pengatur bisnis ini.
Murid diharuskan membawa sepatu lars dan pakaian tempur sendiri-sendiri. Senjata, bahan peledak dan amunisi disediakan.
Baca Juga : Meski Sempat Dilanda Serangkaian Aksi Terorisme, Indonesia Masuk dalam 10 Negara Teraman di Dunia
Langganannya datang dari Filipina, Malaysia, Jepang, Afrika Selatan, Kanada, Meksiko, Brasil, Chili, Panama dan Costa Rica.
"Apakah di tempat Anda juga diajarkan teknik perang dan teknik teror Jerman?" "Ya, kira-kira ada enam cara."
Apakah juga ada unsur Neonazi? Pada dasarnya ideologi pemikiran para muridnya tidak menjadi perhatiannya.
Salah seorang instrukturnya ada yang berasal dari Jerman. "Dia adalah seorang spesialis anti teroris, yang di Jerman termasuk dalam kelompok pasukan istimewa."
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR