Sejak tahun 1984 di Jepang tinggal sekitar 14.000 tempat mandi umum. Jadi jumlahnya sudah jauh menurun sejak zaman puncaknya pada tahun 1964 yang mencapai 23.000.
Walau demikian beberapa orang ada yang menganggap bak mandi keluarga terlalu kecil bila ingin bersenang-senang. Di samping itu mandi ramai-ramai merupakan pengalaman yang menyenangkan, bisa saling menyebarkan gossip.
Baca Juga : Jangan Salah Arti, di Jepang Mengangguk Ramah Bisa Berarti ‘Tidak’
Di masa lampau, rumah mandi benar-benar merupakan tempat berkumpul. Di sana orang bisa tinggal sampai berjam-jam, karena setelah mandi mereka bisa bermain, makan, minum teh atau sake, bahkan bermalas-malasan.
Rumah-rumah mandi umum kini bukan lagi sebagai pusat hidup komunal, tapi beberapa pemilik rumah mandi berusaha untuk menghidupkan kembali tradisi ini dengan membangunnya di pusat-pusat kebudayaan dan hiburan lain.
Kini makin banyak tempat mandi umum yang dilengkapi fasilitas lain berupa peralatan yang harganya terlalu mahal atau terlalu banyak makan tempat kalau mau dipasang di rumah sendiri.
Ini termasuk Jacuzzi, mandi untuk pengobatan, sauna, mesin-mesin latihan dan kursi pijat. Sehingga tidak berlebihan bila dikatakan, Jepang adalah bangsa kedua pencita tempat pemandian umum setelah bangsa Romawi kuno.
Baca Juga : Mengerikan! Seperti Inilah Proses Hukuman Mati di Jepang
Jangan langsung nyemplung
Di Jepang ada sekitar dua ribu sumber air panas yang dijadikan tempat liburan akhir minggu. Pada siang hari pengunjung berjalan-jalan, bermain tenis atau golf, ski atau memancing.
Pada sore harinya mereka berendam di bak-bak mandi yang dibuka bagi seluruh tamu yang berada di penginapan atau hotel. Di beberapa tempat pemandian air panas tertentu, pria dan wanita mandi bersama, tergantung pada tradisi setempat.
Bagi orang Jepang, mengundang tamu untuk mandi air panas merupakan suatu kehormatan.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR