Cara-cara penyiksaan ini umumnya dilakukan agar tawanan perang mau mengatakan suatu hal yang ia ketahui tentang pasukannya sendiri.
Jika si tawanan tetap menolak berbicara, kepalanya akan dimasukkan lagi ke dalam air hingga dia mau mengaku.
Waterboarding dengan teknik menutup kepala dengan kain dan mengucurkan air ke wajah tawanan mulai muncul saat Spanyol menjajah Filipina.
Pasukan militer Amerika Serikat juga pertama kali memulai waterboarding selama perang Filipina-Amerika.
Presiden Theodore Roosevelt pernah menegur komandan Angkatan Darat yang melakukan waterboarding pada lawan.
Menurut Roosevelt, itu siksaan yang kejam dan tidak biasa.
Bayangkan saja, untuk sesaat, tawanan yang menerima siksaan waterboarding seperti terjebak di antara keadaan tenggelam namun tak benar-benar tenggelam.
Sesaat aliran air dihentikan dan korban bisa kembali bernapas sejenak, tapi kemudian air kembali diguyurkan ke wajah dan korban kembali 'tenggelam'.
Dengan kondisi semacam ini, korban akan lemas dan kehilangan daya.
Baca Juga : Melesat, Xiaomi Kini Menjadi Merek Ponsel Terbesar Kedua di Indonesia Saingi Oppo
Namun sekaligus korban akan meronta, laiknya tubuh saat tenggelam tentu panik dan tak sadarkan diri.
Source | : | Listverse |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR