Surat-surat itu diantarkan oleh dayang-dayang Ny. de Savornin Lohman ke Puteri dan kembali ke koki. Ketika ratu Juliana, Pangeran Bernhard dan anak-anak mau datang, Puteri menyusun menunya sendiri.
Flensjes isi dengan saus tomat, daging sapi muda, bistik panggang untuk pangeran Bernhard, karena tidak suka daging sapi muda, dopercis, nasi, sla, compote buah kers untuk Ratu Juliana dan saus untuk anak-anak (karena waktu itu mereka masih kecil). Dan buah-buahan.
Bobotee.
Ratu Juliana paling suka masakan yang dikutip Ny. Meyer dari sebuah majalah mode. Namanya Bobotee. Daging cacah ala Afrika dicampur dengan kismis dan bahan-bahan lain.
Ratu Juliana ternyata suka sekali. Buktinya waktu ia kembali ke istana Soestdijk, kokinya di sana minta pada Ny. Meyer resep masakan itu.
Selain itu Puteri Wilhelmina juga suka sekali dengan postelein dan ayam saus putih. Dan masakan desert ciptaan Ny. Meyer sendiri, yang diberi nama “Lumpur Surga". Ny. Meyer cerita sambil ketawa: Masakan itu dibuat dari telur, panili, gula yang dikukus. Telur putihnya dikopyok tersendiri dan ditaruh di atasnya.
Pada banyak catatan yang kulihat Putri Wilhelmina sering mencoret dessert saran Ny. Meyer dan diganti dengan “Lumpur Surga".
Resep yang diminta lagi oleh Puteri ketika ada tamu ialah Dejeuner untuk hari Jum'at, empat telur dalam pot kecil, tiga ayam goreng, boncis, sla melein (semacam blewah), dan kopi.
Pada surat lain yang selalu ditulis dengan potlot oleh puteri tertulis: Puteri mendapat telur pada makan pagi, jadi selebihnya jangan terlalu banyak telur. Jangan pakai daging babi, ham dan daging sapi. Via dengan moes buah prium. Kue buah, Pechemelba, ayam saus putih.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR