Roy pernah menjelaskan bahwa pemberian gelar dan kenaikan pangkat ini berdasarkan usulan dari paguyuban keluarga Paku Alam di berbagai daerah di Indonesia.
Baca Juga : Seputar G30S: Kisah Sukitman, Agen Polisi yang Lolos dari Lubang Buaya
Gelar kebangsawanan Puro Paku Alam ini tidak diperjual belikan dan tidak bisa diberikan pada sembarangan orang.
Memang tidak hanya putra-putri Raja saja yang berhak mendapat gelar kehormatan.
Beberapa orang yang dianggap pantas dan punya prestasi juga biasanya dipertimbangkan untuk diberi gelar.
Namun, bagi kerabat dekat Raja dan keluarga, mereka mendapat prioritas karena bisa diusulkan oleh forum keluarga yang rutin digelar.
Baca Juga : Terungkap, Ini Cara Agen Rusia Meracuni Mantan Agennya Sendiri dengan Racun Saraf Novichok yang Mematikan
Gelar di Pakualaman ini juga jumlahnya banyak dan sedikit berbeda dengan gelar keraton Kesultanan Yogyakarta.
Misalnya saja bagi Penguasa Paku Alam, gelarnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya.
Sementara penguasa Kesultanan Yogyakarta bergelar Sinuwun Sri Sultan Hamengkubuwana.
Menyandang gelar kebangsawanan bukan berarti tanpa tanggung jawab.
"Menyandang gelar itu kan tidak mudah, ada banyak konsekuensinya di bidang kebudayaan dan pengembangan Pakualaman. Yen duwe utek yo urun utek, yen duwe duit yo urun duit (kalau punya pemikiran ya berkontribusi lewat pemikirannya, kalau punya harta ya kontribusinya lewat hartanya)," tutur KPH Kusumo Parastro dilansir dari Tribunnews.
Roy Suryo juga berarti wajib berkontribusi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya serta aset-aset Puro Pakualaman.
Baca Juga : Menguak Sindikat Pembunuh Bayaran Paling Terkenal di Dunia, Omsetnya Ratusan Milyar Pertahun
Source | : | kompas |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR