Musuh dalam selimut
Tahun 1958 merupakan tahun yang penuh cobaan bagi Hussein. Sepupunya, Raja Faisal II dari Irak, dibantai bersama seluruh keluarganya.
Seperti Hussein, ia termasuk keluarga Hasmit yang berasal dari Mekah. Tiga bulan kemudian, 10 November, pesawat pribadi yang dikemudikannya menuju Eropa, dikepung Mig 17 buatan Rusia milik Suriah.
Padahal mereka sudah mendapat izin lewat di atas Suriah. Berkat manuver-manuver yang sulit dan berbahaya, pesawat Hussein lolos.
Tanggal 29 Agustus 1960, P.M. Yordania dan 12 orang lain tewas akibat bom yang meledakkan kantor mereka. Raja mendapat bisikan agar jangan tidur di istana, karena dalam lingkungan istana ada orang yang diupah oleh negara tetangga untuk “menghabisinya”.
Siapa orang itu tidak diketahui.
Hussein pun menginap di sebuah rumah dekat kantornya, yang terletak di taman kerajaan. Istana dijaga ketat, begitu pula dapur tempat makanan raja dimasak. Hussein meminta diambilkan pakaian dan obat tetes untuk melegakan hidungnya yang menderita sinusitis.
Ketika obat itu akan dipakai, beberapa tetes obat jatuh ke wastafel. Cairan itu mendidih dan lapisan chrome pada wastafel mengelupas. Rupanya ada orang dalam menukar isi botol itu dengan asam yang sangat kuat.
(Baca juga: 14 Aturan Kerajaan Inggris yang Ratu Elizabeth II sekalipun Tidak Boleh Melanggarnya, Nomor 1 Cukup Aneh)
Bangkai kucing berserakan
Almarhum Raja Abdullah seorang pencinta kucing, sehingga jumlah kucing di taman Istana Basman tidak terhitung. Suatu hari Hussein menemukan tiga bangkai kucing di taman.
Dikiranya hewan itu mati kelaparan. Orang yang disuruhnya mengubur kucing merasa heran. Kemarin di tempat yang sama ia menemukan enam bangkai kucing. Sehari sebelumnya di situ ada tujuh bangkai kucing. Mereka curiga binatang-binatang itu diracun.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR