Dalam riwajatnya, Lapangan Merah menjadi sebuah tempat dalam kota yang merupakan tempat pencetusan pembalasan-pembalasan dendam yang terkenal terhadap kaum feodal yang sangat dibenci.
Juga pernah menjadi tempat dalam kota untuk melaksanakan hukuman-hukuman mati publik.
Pada tahun 1671 misalnya, Stepan Razin pemimpin dari pada pemberontakan petani, dihukum mati di Lapangan Merah.
Pada tahun 1713-14 Ibukota dipindah ke Petersburg yang kini bernama Leningrad dan Lapangan Merah untuk waktu sebentar itu kehilangan arti pentingnya.
Baca juga: Naval Space Fleet, Armada Luar Angkasa yang Justru Dimiliki Angkatan Laut Uni Soviet, Kok, Bisa?
Tapi pada tahun 1917 kembali ia menjadi sebuah arena perjuangan-perjuangan politik. Pertempuran-pertempuran guna merebut dan menduduki Kremlin terjadi didekat gerbang Nikolskiye.
Mobilisasi buruh-buruh Moskwa dan prajurit-prajurit revolusioner mengganyang pertahanan-pertahanan kaum kontra-revolusi dan kadet-kadet militer yang mempertahankan Kremlin sehingga merupakan kelengkapan kemenangan-kemenangan kekuatan-kekuatan Soviet di Moskwa.
Pertempuran-pertempuran pada tahun 1917 tersebut untuk menentukan kemenangan dari pada proletariat Moskwa sebagai bagian dari kekuatan-kekuatan Soviet, telah diperjuangkan di Lapangan Merah.
Dan para pejuang yang kehilangan jiwa mereka, ditanam pada kuburan-kuburan bersama pada kaki tembok Kremlin.
Baca juga: Petinggi Uni Soviet: Soekarno Terlalu Suka Berpesta dan Berdansa
Tempayan-tempayan untuk menyimpan jenazah-jenazah, yang berisi jenazah-jenazah para pemimpin Partai Komunis yang ternama dan pemimpin-pemimpin pemerintahan Soviet, memagari dinding Kremlin.
Nama-nama mereka terpahat pada marmer-marmer yang dipakai sebagai tanda peringatan. Patung-patung potret dari M. I Kalinin, F. E. Dzerzhinsky, Y. M. Sverdiov, M. U. Frunze dan A. A. Zhdanov, dipahat oleh S.D. Merkulov, terpasang dialas-alas kaki granit didepan masing-masing nisan.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR