Sistem negara
Pengamat olahraga dari Universitas Surabaya, Prof. Dr. Hari Setijono, M.Pd, menilai, keperkasaan China menjuarai Asian Games dari tahun ke tahun salah satunya didukung sistem negara yang dianut.
“Kalau di Indonesia kan demokrasi. Lah kalau di sana itu kan beda, Sosialis kan? Semuanya ditentukan oleh negara. Kalau semua ditentukan oleh negara, dari sistem pembinaan sampai penganggaran, sampai model apa yang mau dilakukan itu ditentukan oleh negara memang. Kalau di sini kan masih terpecah-pecah,” ujar Hari saat dihubungi melalui telepon, Kamis (30/8/2018).
Anggaran dana
Menurut Hari, di China, anggaran dana diberikan kepada masing-masing pihak secara langsung oleh negara.
Cara ini dinilai lebih cepat dan efektif tanpa melalui birokrasi yang berbelit-belit.
Hari mengatakan, hal ini juga bisa dilihat dari adanya peningkatan perolehan medali di Indonesia setelah adanya perubahan sistem penganggaran.
Awalnya, Indonesia memberlakukan Program Indonesia Emas (Prima) yang keuangannya masih harus melewati berbagai pihak sebelum sampai di masing-masing cabang olahraga.
“Nah sekarang ini kan diubah dengan Perpres Nomor 95 Tahun 2017 itu menjadi PPON (Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional) ya. Nah itu dari pemerintah langsung ke Indocabor. Dengan langsung ke Indocabor berati satu sektor itu terhilangkan, sehingga itu lebih cepat ya, lebih efektif,” jelas Hari.
Ia mengatakan, perubahan kebijakan anggaran ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap persiapan di masing-masing cabang olahraga (cabor) dalam menghadapi sebuah event olahraga.
“Dan cabor merasa sekarang ini tidak ada keterlambatan. Jadi kalau mau melakukan sesuatu sudah tidak perlu mikir lagi harus nunggu dulu angkanya di 3 bulan ke depan. Kalau ini kan bisa langsung dia mengoperasionalkan anggaran yang ada,” kata dia.
Proses pembibitan atlet sejak dini
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR