Advertorial
Intisari-Online.com – Rekaman berbahasa Inggris diunggah di YouTube pada Senin (27/8) malam berisi ucapan terima kasih kepada Donald Trump atas semua hal yang telah dilakukannya untuk China.
Rekaman tersebut juga menyoroti kekhawatiran dua negara ini yang terlibat perselisihan perdagangan.
Rekaman ini dibuat oleh China Global Television Network (CGTN) yang secara sarkartis memberikan ucapan terimakasih tersebut.
Ini karena Trump secara tidak langsung menggembleng China untuk melakukan reformasi ekonomi hingga mampu memikat investor asing besar seperti Tesla.
BACA JUGA:Inilah Pohon Beringin Terbesar di Dunia, Saking Besarnya Sampai Membentuk Hutan Sendiri
Cara yang dilakukan media China ini hanya satu dari beberapa kesempatan di mana media lain di negara itu telah menargetkan Presiden AS sebagai bahan pemberitaan sejak dimulainya perang perdagangan.
Sebagian besar pemberitaan mengambil nada yang kurang konfrontatif.
"Tuan Trump yang terhormat, Terimakasih atas terapi kejut tentang seberapa jauh China dan AS berada pada halaman yang sama," isi rekaman itu dibacakan oleh news anchor CGTN Cheng Lei.
“Terima kasih telah menanamkan kembali rasa ingin tahu orang China."
"Bagaimana bisa ada cukup rasa syukur karena menyoroti kelemahan dan penyambutan diri sendiri, tidak pernah menjadi kebajikan kecuali dalam kasus Anda, ”Cheng, mantan wartawan untuk jaringan CNBC AS itu, melanjutkan.
BACA JUGA:Faldy Albar Diduga Meninggal karena Liver, Ini 6 Tanda Liver Anda Dipenuhi Racun
Surat itu mencakup sejumlah masalah perang perdagangan yang menjadi fokus dan menjelaskan bagaimana China mendapat manfaat dari situasi tersebut.
Mereka bahkan berpendapat tingginya tarif impor makanan dan minuman yang diberlakukan AS membantu meningkatkan kesehatan di negara itu.
"Atas nama dokter, terimakasih untuk menunjukkan perlunya menyapih barang-barang Amerika seperti bourbon dan bacon," katanya.
Namun video tersebut rupanya telah dihapus oleh YouTube dan Teitter pada Rabu (29/9/2018), hanya beberapa jam sebelum perwakilan China dan AS duduk bersama di Washington untuk membahas perang dagang.
Kementerian luar negeri Tiongkok mengadakan konferensi pers sehari sebelum rekaman tersebut dihapus, bahwa China tidak suka mengeluarkan pernyataan menjelang negosiasi.
Sebaliknya, China berharap kedua belah pihak dapat duduk dengan damai dan sungguh-sungguh serta menegosiasikan hasil yang baik atas dasar kesetaraan, dan ketulusan.
BACA JUGA:Tukang Sampah Ini Ternyata Miliarder yang Jadikan Aktivitas 'Tak Lazimnya' Itu Sebagai Olahraga