Siapapun latar belakangnya, yang pasti adalah murid-murid sekolah yang pertama-tama menentang Stoyadinovic dan telah menyeret seluruh penduduk Yugo ikut bangkit menentang Nazi. Demikian hemat Dr. Kraus.
Seperti setiap perjuangan lainnya, kebangkitan rakyat Yugo pun menuntut pengorbanan. Hitler bertindak. Pasukan “penghukum" dikirim. Rakjat Yugo tidak sanggupmenahan serbuan tentara Nazi dan dikalahkan.
Korban yang jatuh banyak sekali. Namun semangat perjuangan tetap hidup. Chetnik, pemimpin gerilya-gerilya Yugo meneruskan perjuangannya dibawah tanah.
Di Yugo, tentara Nazi memang berhasil menundukkan perlawanan rakyat. Tetapi ini harus ditebusnya dengan mahal, sebab pengiriman pasukan ke Yugo tidak termasuk dalam rencana Hitler. Rentjana Fuehrer menjadi kacau-balau, terutama dalam “timing” atau perencanaan waktu.
Baca juga: Misteri Kematian Martin Bormann, Sekretaris Hitler yang Jasadnya Diburu Bak Setan
Akibat memadamkan keributan di Yugo, Hitler kehilangan waktu beberapa minggu. Saat-saat itu justru amat dibutuhkannja untuk memulai serbuannja ke Uni Soviet.
Itulah sebabnya mengapa Nazi tidak berhasil merebut Moscow dalam bulan Oktober, sebagaimana direncanakannya.
Selesai memadamkan Yugo, musim dingin tiba. Akibatnya pasukan-pasukan Nazi menderita pukulan dahsyat dari serangan musim dingin, yang semestinya tidak perlu mereka derita apabila serangan tidak ditunda gara-gara bocah-bocah Yugo.
Menurut Dr. Kraus, inilah kekalahan Hitler paling besar yang pertama dialaminya. Kekalahan pertama yang membalikkan kemujurannya menjadi keruntuhan di masa-masa mendatang.
Memang, anak-anak sebagai spes patriae atau harapan bangsa seringkali memberikan arah yang tidak terduga kepada jalannya sejarah. (Diambil dari Intisari November 1968)
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR