Namun setelah melihat es-esnya kini mulai terpecah, mereka mungkin harus mempertimbangkan kembali bagian mana di Kutub Utara yang mampu bertahan dari perubahan iklim.
Wadhams mengatakan, kondisi ini bisa membahayakan populasi beruang kutub, sebab tebing curam di pantai utara Greenland merupakan tempat berlindung hewan-hewan ini.
“Mereka menggali lubang salju dan pergi saat musim semi untuk berburu. Namun, jika bongkahan es semakin menjauh, beruang kutub akan kehilangan area berburu,” kata Wadhams.
Populasi lain yang mungkin terpengaruh meliputi anjing laut dan orang-orang lokal yang menggunakan area tersebut untuk memancing.
Selain itu, ada dampak jangka panjangnya juga. Meskipun, es-es ini kemungkinan membeku kembali di musim dingin, namun prosesnya akan lebih lama. (Gita Laras Widyaningrum)
(Artikel ini sudah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul “Lapisan Es Paling Tua dan Tebal di Arktika Patah Untuk Pertama Kalinya”)
Baca juga: Setelah 12 Tahun, Akhirnya Indonesia Tempatkan 1 Wakilnya di Final Tunggal Putra Asian Games!
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR