“Kami mengunjungi rumah ke rumah, kami berbincang dengan mereka satu demi satu. Akhirnya kami dipertemukan dengan Mbah Ponco Sutiyem, seorang nenek berusia 95 tahun, yang di usia senjanya, beliau masih begitu bersemangat bertanam jagung di dekat rumahnya, di kecamatan Ngawen, kabupaten Gunung Kidul,” tutur Bagus Suitrawan selaku co-produser dalam siaran pers yang dikutip Kompas.com dari Antaranews.com, Jumat (5/5).
“Ketika memilih aktor untuk film Ziarah, pertimbangan yang utama adalah pada autentik. Yang diutamakan bukanlah pengalaman akting, tetapi pengalaman hidup.”
(Baca juga: Hi Menyeramkan! Inilah yang Terjadi Jika Kita Tidak Mencuci Tangan dengan Benar)
Rata-rata pemeran dalam film ini adalah orang-orang yang pernah mengalami masa perang, termasuk Ponco Sutiyem.
Ia berperan sebagai Mbah Sri yang mencari makam suaminya yang hilang pada zaman Agresi Militer Belanda ke-2.
Pencariannya bermuara pada satu tujuan: ingin dimakamkan di samping makam suaminya.
Ponco Sutiyem juga punya pengalaman tak terlupakan pada masa perang.
Pada saat itu, ia sedang hamil tua. Rumahnya dihujani mortir dan peluru. Dia harus lari, berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Beberapa potongan hidup Ponco juga dimasukkan ke dalam cerita Ziarah yang akan tayang di bioskop mulai 18 Mei 2017.
(Baca juga: Ingin Melawan Kanker Prostat? Minum Saja Teh Hijau)
Sebelumnya, Ziarah sudah meraih beberapa penghargaan, di antaranya Film Terbaik di Salamindanaw Film Festival 2016, Skenario Terbaik versi Majalah Tempo 2016, Nominasi Penulis Skenario di Festival Film Indonesia 2016, Nominasi Film Terbaik di Apresiasi Film Indonesia 2016 dan Kompetisi Film di Jogja Netpac Asian Film Festival 2016.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR