Pemerintah menetapkan mengeluarkan uang baru dan menarik uang lama. Nilai Rp1.000,00 uang lama dapat ditukar dengan Rp1,00 uang baru.
Keparahan ekonomi ini terlihat dari nilai AS$1 yang mencapai Rp10.000,00 uang lama atau Rp10,00 uang baru.
Praktiknya, harga-harga tak uma dikonversikan melainkan naik. Pada Januari 1966 harga BBM naik. Tikus bus kota Jakarta naik dari Rp200,00 uang lama menjadi Rp1,00 uang baru yang berarti naik 5 kali lipat. Tiket kereta malam kelas ekonomi Jakarta – Surabaya naik dari Rp14.200,00 menjadi Rp113.600,00 uang lama atau Rp113,60 uang baru alias naik 8 kali lipat!
Pendapatan rata-rata terasa makin kecil karena daya beli menurun drastis akibat inflasi tinggi. Maka idiom G-30-S muncul lagi dalam versi baru bernada jerita, B-30-S, menunjuk beras yang harganya memang Rp30,00 sekilo.
Baca juga: Mata Uang Turki Terjun Bebas, Begini Efeknya Terhadap Rupiah
Devaluasi rupiah, 23 Agustus 1971
Rupiah didevaluasikan sebesar 10%. Nilai satu dolar Amerika sama dengan Rp415,00.
Minyak bumi dijadikan senjata ampuh untuk mendongkrak perekenomian. Namun, kesalahan pengelolaan dan hantu-hantu korupsi mulai bergentayangan. Walhasil, nilai mata uang hanya bisa bertahan sesaat. Pada Oktober 1978 AS$1=Rp418,00.
Kenop 15, 15 November 1978
Baca juga: Elly Sugigi Bisa Raup Puluhan Juta Rupiah dalam Sebulan dari Bisnis Penonton Bayaran, Kok Bisa?
Devaluasi rupiah sampai sebesar 50%. Satu dolar AS dari Rp415,00 naik menjadi Rp625,00. Nilai rupiah mulai saat itu tidak dikaitkan dengan dolar Amerika dalam bentuk kurs tetap, sebagaimana yang berlaku sejak tahun 1971 sampai 15 November 1978, tetapi dapat menunjukkan perubahan-perubahan seperti halnya mata uang asing yang lain.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR