Di Matahari pun ada es
Tujuan selanjutnya adalah pameran pahatan salju di Pulau Matahari, pantai utara Sungai Songhua, Harbin. Di pulau ini Snow Carving Fair pertama kali diadakan pada musim dingin 1988. Selama ini Sun Island Snow Carving Art Fair telah dilaksanakan 12 kali. Sedangkan kompetisi nasional dan internasional membentuk salju mulai diadakan tahun 1994.
Baca juga: Siput Tanah Terkecil di Dunia Ditemukan di Cina, Panjangnya Tidak Sampai Satu Milimeter
Teknologi, berupa mesin pembuat salju buatan, mulai dimanfaatkan pertama kali pada Snow Carving Fair ke-5 tahun 1993. Sejak itu seni memahat salju tidak lagi tergantung pada waktu dan tempat.
Keuntungan lain adalah salju buatan lebih mudah dibentuk, putih, terang, keras, serta bagus penampilannya.
Tema pameran pahatan es di Pulau Matahari kali itu New Century, Rhyme of Snow. Lebih dari 300 pahatan yang total menggunakan 30.000 m3 salju. Jumlah itu tercatat sebagai yang terbanyak selama beberapa tahun terakhir.
Ukuran patung-patung salju itu beragam, ada yang besar seperti Arc de Triomphe di Paris, patung mirip Jailahud (orang gendut duduk), atau tiang-tiang berjajar. Sedangkan yang lebih kecil memilih bentuk bunga, atau serupa kue dengan selapis coklat. Konon, usai pameran, patung-patung es itu akan dihancurkan dengan dinamit.
Baca juga: Timbunan Telur Dinosaurus Ditemukan di Cina
Di arena pameran terdapat kios minuman yang menjual kopi susu seharga 30 yuan dan teh jeruk 20 yuan. Selain itu ditawarkan juga berkeliling sebentar naik kereta ditarik anjing dengan biaya 10 yuan per orang.
Istana sederhana Puyi
Esok harinya kami naik kereta api ke Chanchung. Di kereta api ada pemberitahuan, kereta akan sampai di tempat tujuan pukul 12 lewat beberapa menit. Ini perlu diketahui karena kereta api hanya akan berhenti selama lima menit, sedangkan jinjingan kami cukup banyak.
Cara mengontrol karcis dalam kereta api agak unik. Begitu di atas kereta, petugas meminta karcis penumpang untuk diganti dengan kepingan logam kecil. Karcis kemudian diselipkan dalam map bersekat.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR