Intisari-Online.com - Kerangka manusia purbakala berusia 13.000 tahun yang ditemukan dalam suatu ekskavasi arkeologis di situs di Italia bagian utara, baru-baru ini, menunjukkan bukti tambalan gigi tertua.
Para arkeolog mengatakan bahwa kerangka tersebut memiliki dua gigi depan dengan lubang besar di permukaan yang sampai ke rongga gigi, dan dengan sebuah lapisan yang dianggap merupakan contoh tambalan gigi tertua.
(Baca juga:Valentino Rossi Pun ‘Berkomentar’ Soal Peretasan Situs Telkomsel)
Dalam lubang-lubang ditemukan jejak goresan-goresan horizontal yang merupakan bekas guratan yang dihasilkan dari gesekan dan putaran peralatan tangan.
Serta ditemukan jejak adanya substansi semacam ter yang mungkin dimanfaatkan sebagai antiseptik atau tambalan untuk melindungi karies gigi dari infeksi, demikian dugaan peneliti.
Studi mereka sudah diterbitkan secara online pada akhir Maret lalu di American Journal of Physical Anthropology.
Alejandra Ortiz, seorang peneliti dan mahasiswa pascasarjana Institute of Human Origins-Arizona State University, merasa anggapan ini cukup menarik dan meyakinkan.
Meski tidak terlibat sedikit pun dalam studi, Ortiz mengatakan kepada Live Science, temuan terbaru ini akan ?menambah kembali kepingan? ?informasi mengenai kemungkinan sudah adanya praktik pengobatan gigi walau sebelum makanan modern yang kaya-karbohidrat hadi?r ??lantas?? ?memberi dampak bertambahnya kasus-kasus gigi berlubang.
?Hingga adanya penemuan ini, tambalan gigi ?tertua didapati ??pada gigi manusia purba berusia 6.500 tahun di Slovenia.
Adapun di sebuah situs lain masih di area utara Italia beberapa tahun lalu, mereka menemukan spesimen yang usianya 14.000 tahun dengan gigi berlubang. Namun?,? lubang itu belum diobati.
Stefano Benazzi, arkeolog di University of Bologna dan penulis studi juga mengatakan, dengan meningkatnya bukti yang mengarah ke penyakit maupun masalah gigi, peneliti di berbagai tempat mulai menyimpulkan telah terjadi suatu perubahan pada masa itu.? ?
“Walaupun sebetulnya kami tidak tahu apa alasannya, tetapi mungkin dengan semakin meningkat masalah gigi membuat sebagian populasi manusia purba mengembangkan teknik pengobatan,” tambah Benazzi.
Selama ini arkeolog berhasil menggali cukup banyak data berdasarkan studi terhadap gigi-geligi.
Misalnya, bagaimana perilaku diet manusia purba, bagaimana solusi perawatan gigi kuno antara lain bahwa tusuk gigi digunakan mereka untuk meringankan peradangan gusi dan menanggalkan gigi yang sudah busuk.