Memasuki tahun 1980 ketika generasi pesawat jet tempur ketiga mulai dioperasikan oleh AS dan Uni Soviet, AU Turki juga tak mau ketinggalan.
Selain membeli ratusan jet tempur generasi ketiga seperti F-16, AU Turki juga melaksanakan reorganisasi serta mengembangkan pabrik pesawat TAI untuk memproduksi F-16 Fighitng Falcon Block 30/40/dan 50.
Berdasar lisensi dari AS, TAI, juga pembuat pesawat F-16 Turki versi lokal.
Baca juga: Bermula Dari Menerbangkan Balon Udara, Kini USAF Jadi Kekuatan Angkatan Udara Terbesar di Dunia
TAI ternyata tak hanya memproduksi F-16 di dalam negeri namun juga diizinkan oleh AS untuk mengekspornya.
Paling tidak sebanyak 46 unit F-16 buatan TAI telah dibeli Mesir.
Dengan mendapat lisensi dari Lockheed Martin, Turki menjadi lima besar negara di dunia yang bisa memproduksi F-16 Fighting Falcon sekaligus sanggup memperkuat kekuatan udaranya dengan ratusan F-16.
Selain memiliki ratusan F-16 dan kemampuan mengupgrade lewat pabrik pesawat TAI, Turki masih menyimpan ratusan pesawat tempur keluaran tahun 1965 seperti 200 unit F-5 yang dibeli dari berbagai negara seperti AS, Norwegia, Belanda, Lybia, dan Taiwan.
Turki berminat membeli F-5 dalam jumlah ratusan karena pesawat-pesawat tempur buatan AS bisa di-up-grade ke teknologi F-16 di pabrik pesawat TuAF.
Sementara sekitar 200 unit F-4 E yang pernah diterima Turki sejak tahun 1974 juga menjalani program up-grade dan sanggup dioperasikan di medan tempur modern hingga tahun 2020.
Ratusan F-4 E yang sudah di up grade oleh Turki kemudian dinamai F-4E 2020 Terminator.
Dengan kesiapan pesawat tempur yang maksimal, pada tahun 1995 AU Turki dipercaya oleh PBB untuk menjalani misi tempur Operation Deliberate Force bersama pesawat-pesawat NATO di Bosnia.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR