Advertorial
Intisari-Online.com -Setelah beberapa dekade inovasi, produksi rudal antikapal praktis berhenti setelah berhentinya Perang Dingin yang melibatkan Amerika dan Uni Soviet.
Fokus konflik yang lebih banyak terjadi Timur Tengah dan Asia Tengah menyebabkan pengerahan angkatan laut dalam jumlah besar sudah tidak lagi relevan.
Pada fase itu, tugas mereka hanya sebagai pendukung peperangan darat.
Tapi seiring dengan meningkatnya ketegangan dengan China dan Rusia seorang menegaskan: perang laut antar-kapal akan kembali terjadi.
Itu artinya, rudal antiperang alias anti-ship missile (ASM) generasi terbaru dibutuhkan sekaligus menjadi prioritas utama.
Lepas dari itu, dilansir dari Nationalinterest.org, ada beberapa rudal antikapal yang dianggap sebagai yang paling berbahaya di dunia.
Baca juga:Untuk Halau Ekspansi China yang Agresif, Taiwan Kembangkan Sistem Rudal yang Lebih Efektif
BRAHMOS
Brahmos adalah akronim dari Sungai Brahmaputra di India dan Sungai Moskow di Rusia. Rudal antikapal Brahmos merupakan program gabungan India-Rusia.
Dikembangkan pada 1990-an, Brahmos menjadi salah satu rudal antikapal yang dibangun hingga saat ini, untuk melayani Angkatan Bersenjata India.
Brahmos adalah rudal dengan ketinggian-rendah tercepat di dunia dan memiliki dua fase.
Pertama, terdiri atas roket bahan bakar padat yang membuat rudal ini punya kecepatan supersonik.
Tahap kedua, ramjet berbahan bakar cair, membuatnya berada dalam kecepatan Mach 2.8.
Menurut beberapa rilisan, rudal ini terbang dengan ketinggian 10 meter, menjadikannya apa yang dikenal sebagai “peluncur laut”. Jangkauannya sekitar 290 km.
Brahmos adalah rudal serba guna.
Ia bisa dibawa oleh kapal permukaan, ia bisa digunakan sebagai rudal antikapal berbasis di darat, sekaligus sebagai pelengkap pesawat tempur Su-30MK1 milik Angkatan Udara India.
Untuk keperluan angkatan udara, jangkauannya ditingkatkan menjadi 500 km, sementara untuk kapal selam masih terus dikembangkan hingga sekarang.
Lebih dari itu, dengan kecepatannya yang luar biasa, radar musuh hanya punya waktu sekitar 28 detik untuk melacaknya, mengincarnya, lalu menembaknya sebelum “si pencabut nyawa” ini menghantam lambung kapal.
Baca juga:Siap Hadapi Kapal-Kapal Perang AS, China Ciptakan Pesawat UAV Ultra Low Altitude Anti-kapal Perang
LRASM
Angkatan Laut AS sedang membutuhkan rudal antikapal baru.
Rudal mereka saat ini, Harpoon, adalah rudal lama yang pertama diperkenalkan pada 1977.
Meski ketika Perang Dingin sangat ditakuti, untuk saat ini Harpoon dianggap sebagi rudal yang biasa-biasa saja.
Rudal antikapal jarak jauh (LRASM) menjadi kandidat utama untuk menggantikannya. LRASM merupakan varian dari rudal jelajah JASSM-ER milik Angkatan Udara AS.
Dikembangkan oleh Lockheed Martin, JASSM-ER punya daya siluman, dengan jangkauan 500 mil (sekitar 805 km).
JASSM-ER dirancang untuk mendeteksi dan menyerang target secara mandiri berdasarkan profil yang diunggah.
Rudal ini bisa mengirimkan hulu ledak seberat 0,45 ton dalam jarak 3 meter dari target.
LRASM berbeda dari Brahmos. Alih-alih bisa mencapai angka Mach yang tinggi, rudal subsonik ini dibuat dengan daya siluman untuk menghindari pertahanan kapal.
Yang sangar, LRASM bisa mengidentifikasi target sendiri untuk kemudian menghantamnya.
Baca juga:Naval Space Fleet, Armada Luar Angkasa yang Justru Dimiliki Angkatan Laut Uni Soviet, Kok, Bisa?
CLUB (VARIAN 3M-54E1)
Club adalah rudal antikapal yang digunakan oleh Angkatan Laut Rusia. Ini adalah sebuah sistem persenjataan serbaguna dengan varian antikapal (3M-54E1), serangan darat, dan misi antikapal selam.
Club telah diekspor ke beberapa negara seperti Aljazair, China, dan India.
Rudal ini mempunya empat versi. Club-S dirancang untuk diluncurkan dari tabung torpedo 533 mm, diameter standar untuk kapal selam di seluruh dunia.
Club-N dirancang untuk diluncurkan dari kapal permukaan. Sementara Club-M diluncurkan dari darat dan Club-K diluncurkan dari kontainer khusus.
Tahap pertama Club berupa bahan bakar padat yang memungkinkannya meluncur hingga ketinggian jelajah.
Setelah tahap pertama habis, mesin turbofan rudal diluncurkan.
Versi antikapal terbaru, 3M-54E1, difokuskan untuk mendeteksi target dengan pencari radar aktif, penargetan sistem global GLONASS, dan sistem navigasi internal. Hulu ledak 3M-54E1 memiliki berat 0,4 ton.
Secara teknis, 3M-54E1 meluncur pada kecepatan 0,8 Mach pada ketinggian 10-15 meter. Beberapa versi dibikin lebih cepat hingga 2,9 Mach.
Jangkauan maksimum rudal ini mencapai 300 km.