Dengan mendapat lisensi dari Lockheed Martin, Turki menjadi lima besar negara di dunia yang bisa memproduksi F-16 Fighting Falcon sekaligus sanggup memperkuat kekuatan udaranya dengan ratusan F-16.
Selain memiliki ratusan F-16 dan kemampuan meng-upgrade lewat pabrik pesawat TAI, Turki masih mempunyai ratusan pesawat tempur keluaran tahun 1965, seperti 200 unit F-5 yang dibeli dari berbagai negara seperti AS, Norwegia, Belanda, Libia, dan Taiwan.
Turki berminat membeli F-5 dalam jumlah ratusan karena pesawat-pesawat tempur buatan AS bisa di-upgrade ke teknologi F-16 di pabrik pesawat TuAF.
Sementara sekitar 200 unit F-4 E yang pernah diterima Turki sejak 1974 juga menjalani program upgrade dan sanggup dioperasikan di medan tempur modern hingga tahun 2020.
Baca juga: Pangkalan Militer AS di Turki, Dulu Bikin Senang Sekarang Malah Jadi Bumerang
Ratusan F-4 E yang sudah mereka upgrade kemudian dinamai F-4E 2020 Terminator.
Dengan kesiapan pesawat tempur yang maksimal, pada 1995 AU Turki dipercaya oleh PBB untuk menjalani misi tempur Operation Deliberate Force bersama pesawat-pesawat NATO di Bosnia.
Tahun 1999 dua skuadron jet tempur F-16 Turki kembali dikirim ke Bosnia lewat operasi tempur bersandi Operation Allied Force hingga 2006.
Pada tahun itu juga pemerintah Turki kembali mengucurkan dana sebesar 150 juta dolar AS untuk memperkuat kekuatan udaranya dengan membeli pesawat-pesawat baru.
Persenjataan dan jet tempur terbaru memang sangat dibutuhkan Turki mengingat pada 1998, militer Cyprus mulai menempatkan rudal antipesawat buatan Soviet, S-300.
Baca juga: Berkuasa Lebih dari 600 Tahun, Bagaimana Kekhalifahan Turki Ustmani Bisa Runtuh?
Memasuki tahun 2010-an, Turki makin menggencarkan program modernisasi pesawat tempurnya.
Source | : | bussinesinsider.com,The Aviationist |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR