Hal itu diperlukan untuk pemetaan dan pemodelan tingkat konvergensi fitur fisik mereka.
Memetakan pohon evolusi dari dua kelompok biologis memungkinkan tim untuk memvisualisasikan bagaimana jalur kecenderungan evolusi aye-aye dan tupai satu sama lain.
Hasilnya menujukkan tingkat konvergensi yang tinggi dalam tengkorak dan rahang merek.
Meski keduanya memiliki nenek moyang yang benar-benar berbeda dari dua jenis yang berbeda.
Baca Juga: Tanpa Dua Sosok Ini, Mungkin Kita Tak akan Pernah Melihat Suasana Proklamasi Kemerdekaan RI
Temuan tim menunjukkan bahwa tuntutan lingkungan adalah perlu untuk menghasilkan kekuatan gigitan yang tinggi dengan dua gigi depan.
Gigitan dua gigi depan pada tupai digunakan untuk memecahkan kacang, sedangkan aye-aye memerlukannya untuk menggigit kulit pohon dan memakan larva kumbang kayu.
Aye-aye tidak hanya berevolusi dengan mengembangkan karakter gigi yang tumbuh terus-menerus hingga ia menyerupai hewan pengerat, tetapi juga memberinya tengkorak dan rahang mirip tupai.
Studi ini menunjukkan bagaimana gaya hidup dan ekologi dapat mempengaruhi wujud suatu spesies, yang bisa saja menyimpang dari leluhurnya terdahulu.
Baca Juga: Hentikan Sekarang Juga! 7 Kebiasaan Ini Picu Kerusakan Ginjal
"Analisis kami menunjukkan bahwa tengkorak dari kedua spesies tidak berevolusi hanya untuk bagian gigi," kata Dr. Cox.
"Bentuk tengkoraknya inilah yang membuat aye-aye juga terlihat sangat mirip dengan tupai," lanjutnya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR