Intisari-Online.com - Pada satu siang, angin dan matahari saling beradu argumen. Mereka bertengkar tentang siapa yang lebih kuat.
Angin berkata, “Tentu saja aku lebih kuat darimu!” Dengan santai, matahari menjawab, “Tidak. Aku jelas lebih kuat darimu.”
Karena hari itu ada seorang pejalan kaki yang lewat, angin pun berkata, “Baiklah, untuk menentukan siapa yang lebih kuat, ayo kita bertanding.”
“Siapa yang bisa melepaskan syal orang itu, dia yang lebih kuat. Aku boleh meniup sekeras yang aku bisa, dan kamu boleh bersinar sepanas apapun hingga orang ini melepas syal yang ia pakai,” begitu lanjut angin.
Matahari pun berkata, “Baik, silakan lebih dulu.”
Setelah itu, angin meniup dengan sangat kencang. Pejalan kaki ini memegang erat-erat syal yang ia pakai. Makin keras aingin bertiup, makin erat pula pegangan pejalan kaki ini pada syalnya.
Angin terus mencoba dengan keras. Namun, ia gagal. Meski ia sudah meniup dengan sangat keras, orang itu tetap berhasil mempertahankan syalnya.
Akhirnya, kini giliran matahari. Bukannya bersinar sangat terik untuk membuat sang pejalan kaki kepanasan, ia justru bersinar dengan lembut. Ia membuat cuaca jadi teduh dan menyenangkan.
Tak diduga, pejalan kaki ini justru melepas syalnya lalu ia berjalan-jalan riang sambil menyanyi. Rupanya, matahari memang lebih kuat.
Moral: untuk meminta orang lain melakukan sesuatu, jangan memaksa. Mintalah dengan baik dan buat dia senang, maka ia akan melakukan apa yang kita minta.