Sebab ia menggunakan kamera Leica berukuran kecil yang pada saat itu digunakan oleh wartawan foto di Eropa pada 1937.
Pasca memotret momen sakral tersebut, Frans menjadi satu-satunya orang yang mengabadikan peristiwa bersejarah itu.
Sebab kakaknya Alex ditangkap oleh tentara Jepang, lalu foto-fotonya di musnahkan oleh pihak Jepang.
Getirnya lagi waktu itu Frans juga nyaris di tangkap oleh tentara Jepang, foto Bung Karno saat membacakan naskah proklamasi nyaris di rampas Jepang.
Namun, Frans mengaku film negatif tersebut telah diambil oleh barisan pelopor.
Padahal negatif foto yang dipegang Frans saat itu berisi peristiwa yang sangat penting ia menyembunyikan dengan cara menguburnya di tanah, dekat sebuah pohon di halaman belakang kantor harian Asia Raya.
Kalau saja saat itu negatif film tersebut dirampas oleh tentara Jepang.
Maka kemungkinan besar yang terjadi adalah generasi sekarang dan generasi yang akan datang tidak akan pernah tahu, seperti apa peristiwa sakral tersebut berlangsung.
Source | : | kompas,Fotografer.net |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR