Salah satu karyawan Wahaha ingat betul bagaimana Zong memeriksa dengan teliti tiap pengeluaran kantornya, termasuk buat pembelian sapu. Kebiasaan ngirit Zong tersebut mungkin bawaan dari masa lalunya yang hidup serbakesusahan.
Dulu dia pernah menjadi penjaga kantin sekolah dan bergaji pas-pasan. Pelan-pelan Zong menekuni usaha sendiri dan akhirnya sukses membangun sebuah perusahaan minuman ringan yang meraksasa. Kebiasaan kala masih mudanya itu terus dibawa Zong meski sudah kaya raya seperti saat ini.
ZUCKERBEG JARANG GANTI BAJU
Kebiasaan hidup hemat tidak hanya monopoli para miliarder kaya yang berumur senja. Banyak juga miliarder muda yang menjauhi gaya hidup hedonis dan rela hidup apa adanya.
Mark Zuckerberg (28), misalnya. Salah satu pendiri Facebook yang diperkirakan memiliki kekayaan AS$17,5 miliar (Rp157,5 triliun) ini juga tidak hidup dalam kemewahan.
Dia pernah mengutarakan bahwa dirinya menerapkan gaya hidup sederhana dalam keseharian. Bahkan karena moto sederhana itu, dia terkesan tidak pernah ganti baju. "Coba lihat, saya selalu memakai t-shirt abu-abu ini setiap kali dan saya bangga akan hal itu," ungkap Zuckerberg.
Pernah terjadi sebuah kejadian, pada saat laporan IPO di hadapan para pemegang saham beberapa waktu lalu, banyak orang yang mengkritisi pakaian yang digunakan Zuckerberg.
Ketika semua orang yang hadir menggunakan setelah jas dan terlihat resmi, miliarder muda ini datang hanya dengan menggunakan celana jeans dan hoodie saja.
Dalam memilih rumah pun dia tidak suka yang glamor. Ketika sudah kaya raya, Zuckerberg tetap memilih tinggal di rumah sewa sederhana dekat kantor Facebook, di California, AS.
Sekarang dia pindah dan membeli rumah berjarak tujuh blok dari rumah sewanya dulu. Tapi, rumah yang dibelinya itu hanya seluas 350 meter persegi dengan lima kamar tidur. Sungguh tidak pas untuk tempat tinggal seorang miliarder sekaya Zuckerberg.
Rekan Zuckerberg dalam mendirikan Facebook, Dustin Moskovitz (28) gaya hidupnya juga sederhana.
Meski memiliki kekayaan lebih dari AS$3,8 miliar atau Rp36,1 triliun, dia jarang sekali membeli pakaian dari butik-butik terkemuka. Moskovitz lebih suka membeli baju di toko swalayan. Selain itu, dalam berkendara pun pria berambut ikal ini tidak gemar mobil sport mewah.
BACA JUGA: Jalan Sunyi Jenderal Hoegeng, Jalannya Para Pemberani
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR