Sementara itu, pasukan Italia mendarat di Anatolia barat daya untuk memperkuat klaim mereka di daerah tersebut.
Gerakan ini juga diikuti oleh kaum nasionalis Turki.
Pemerintah Utsmani pun mendapat tekanan dari Sekutu untuk memukul mundur kelompok-kelompok nasionalis.
Baca Juga: Ratu Elizabeth Pantang Terima Hadiah, Tapi Burung Kenari Ini Justru Diterima dengan Senang Hati
Dalam menghadapi tindakan keras ini, pada 23 April 1920 kaum nasionalis mengadakan sidang Majelis Nasional di Ankara, jauh di pusat Anatolia.
Mereka memilih Mustafa Kemal sebagai presiden pertamanya, yang secara efektif mendirikan pemerintahan alternatif.
Hal ini memicu perang saudara yang singkat tetapi brutal, yang berakhir hanya ketika rincian Perjanjian Sèvres dipublikasikan pada bulan Agustus.
Pada 1 Novemer 1922, Kekhalifahan Utsmani dibubarkan dan sultan Mehmed VI juga meninggalkan bekas daerah kekuasaannya.
Majelis Nasional Turki selanjutnya mendeklarasikan lahirnya Republik Turki pada 29 Oktober 1923 dan memilih Ankara sebagai ibukotanya.
Pada 3 Maret 1924 secara resmi Kekhalifahan Islam Utsmani yang telah berdiri kurang lebih selama 625 tahun dibubarkan oleh Majelis Agung Nasional.
Baca Juga: Lira Anjlok, Turis Arab Hingga China Antre Belanja Barang Mewah di Turki
Source | : | New Zealand History |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR