Pada November 1919, Kekaisaran Ottoman mencoba untuk menghentikan Sekutu.
Sisa-sisa kedua tentara Ottoman yang dihancurkan oleh serangan terakhir Inggris di Palestina dan Suriah secara perlahan disusun kembali di bawah komando Mustafa Kemal di Kilikia, sebelah utara Aleppo.
Di Mesopotamia, Angkatan Darat Keenam Utsmani yang babak belur tetapi masih utuh berkumpul kembali di utara Mosul untuk menunggu komando.
Pada titik ini Mustafa Kemal yang lebih dikenal sebagai Kemal Atatürk muncul sebagai tokoh terkemuka.
Gagasan Brand nasionalisme Turkinya sangat berbeda dari cita-cita pan-Turki dari Enver Pasha.
Kemal percaya bahwa Kekaisaran Ottoman yang dulu besar telah menjadi beban berat bagi rakyat Turki.
Selanjutnya, rakyat Turki sekarang nampaknya lebih membutuhkan tanah air mereka sendiri.
Dia dan pendukungnya berusaha mendirikan negara Turki baru di kawasan Anatolia, di mana sebagian besar penduduk Kekaisaran Ottoman hidup.
Baca Juga: Kelabui Jepang Melalui Pembuatan Selokan, Raja Yogyakarta Sukses Selamatkan Rakyatnya dari Romusha
Untuk mempersiapkan perjuangan ini, Kemal dan para nasionalis lainnya mulai menyembunyikan senjata dari tim perlucutan senjata Sekutu dan mendorong pembentukan milisi sipil Turki lokal dan aliansi politik antara kelompok-kelompok nasionalis.
Pada 15 Mei 1919 pasukan Yunani menduduki kota pelabuhan kuno Smirna (sekarang: Izmir).
Bentrokan dengan warga sipil Turki membuat sentimen nasionalis semakin meningkat.
Source | : | New Zealand History |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR