Intisari-Online.com – Masih banyaknya hal yang belum terungkap yang berada di bawah mantel bumi membuat para ilmuwan Jepang penasaran.
Hal ini juga membuat mereka ingin menjadi negara pertama yang bisa mencapai mantel bumi.
Mantel Bumi adalah lapisan yang berada di antara kerak dan inti luar dari planet bumi. Mantel Bumi merupakan lapisan berbatu dengan kedalaman sekitar 2.900 km yang meliputi 84% volume Bumi.
(Baca juga: Benarkah Bumi Itu Datar?)
Kelompok ilmuwan tersebut akan menggunakan sebuah bor raksasa, yang nantinya akan ditempatkan 6 kilometer diatas permukaan bumi.
“Jika kita menggali ke dalam mantel bumi, kita akan bisa mengetahui seluruh sejarah tentang bumi, itulah yang menjadi motivasi kami untuk melakukan penelitian ini,” ujar Natsue Abe, salah satu peneliti yang terlibat dalam proyek ini, seperti yang dilansir dari cnn.com.
Japan's Agency for Marine-Earth Science and Technology (Badan Sains dan Teknologi Laut dan Bumi Jepang/JAMSTEC) akan melakukan pengeboran hingga 6 kilometer di kerak bumi, sampai pengeboran tersebut mencapai mantel bumi.
Berdasarkan ilustrasi di bawah ini, ketika mencapai lapisan mantel bumi, pengeboran tersebut hanya akan dilakukan sampai sedalam 1 kilometer.
#Jamstec plan to drill 6km into earth's crust in attempt to become first to reach the mantle, source Jamstec pic.twitter.com/0SBv5y12Tt
— Colm McGlinchey (@ColmMcGlinchey) April 8, 2017
“Kami belum mengetahui pasti apa komposisi dari mantel bumi. Kami hanya pernah mengamati beberapa material yang berasal dari mantel bumi, seperti bebatuannya, bebeatuan tersebut sangatlah indah, batuan tersebut berwarna hijau kekuning-kuningan,” ujar Abe.
(Baca juga: Polemik Bumi Datar dan Bumi Bulat)
Mantel bumi memang sudah pernah diamati oleh para ilmuwan, namun, penelitian dari JAMSTEC inilah yang akan menjadi pertama kalinya untuk mengamati dari kedalaman bumi secara langsung.
Ketika pengeboran ini dimulai, JAMSTEC akan menggunakan kapal yang bernama Chiky?, yaitu kapal laut yang didesain khusus untuk mengebor lebih dalam dibandingkan kapal-kapal sebelumnya.
Penulis | : | Andrew Bari Dianto |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR