Sering berganti pengasuh
Setelah bercerai, tidak lama kemudian Kertosudiro menikah kembali dan memiliki empat orang anak.
Sukirah? Sama! Dia menikah lagi dengan laki-laki bernama Atmoprawiro, lalu punya tujuh orang anak yang salah satunya bernama Probosutedjo.
Jadi suami Sukirah, Atmoprawiro pun menyayangi Soeharto layaknya anak kandung.
Maka dari itu, dia meminta Sukirah untuk mengambil Soeharto dari Mbah Kromodiryo.
Singkat cerita, usaha Sukirah dan Atmoprawiro berhasil. Umur empat tahun, Soeharto kembali ke pelukan Sukirah.
Tapi, kebahagiaan yang dirasakan Soeharto dekat dengan ibunya tidak berlangsung lama.
Umur delapan tahun, Kertosudiro "menculik" Soeharto. Dia menyerahkan Soeharto pada adik perempuannya yang tinggal di Wuryantoro.
Kertosudiro menganggap Soeharto akan terawat lebih baik jika tinggal di sana. Sebab, suami adiknya, Prawirowihardjo, adalah seorang mantri tani alias petugas tanah, yang mapan secara finansial serta berpendidikan tinggi.
Setahun berlalu, Soeharto yang sedang libur sekolah dibawa pulang oleh Atmoprawiro.
Hingga liburan berakhir, Sukirah dan Atmoprawiro ternyata tetap tidak mau melepaskan Soeharto.
Terdorong rasa sayang yang besar, Ibu Prawirowihardjo menjemput dan memohon agar Soeharto diperbolehkan kembali ke rumahnya.
Ibu Prawirowihardjo cemas akan pendidikan Soeharto jika tidak diperbolehkan kembali ke rumahnya!
Melihat kesungguhan ibu sembilan orang anak (salah satunya bernama Sudwikatmono) tersebut dalam berniat mengurus dan mendidik Soeharto seperti anaknya sendiri, Sukirah dan Atmoprawiro rela juga memberikan Soeharto.
Sejak saat itulah Soeharto baru punya "keluarga tetap". Dia tinggal dengan tenang dan nyaman di rumah bulik-nya tersebut, sampai usai masa remaja dan mulai bekerja.
(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Hai edisi 11 Februari 2008. Ditulis oleh Ayu berdasarkan buku Soeharto: The Life And Legacy Of Indonesia's Second President karya Retnowati Abdulgani-Knapp)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR