Advertorial

Gaji Selebriti China Akan Dibatasi, 'Cuma' Setara 10 Mobil Lamborghini

Adrie Saputra
Adrie Saputra
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Aktor televisi akan dibayar maksimal Rp2 miliar per episode dan tidak lebih dari Rp100 miliar untuk seluruh season.
Aktor televisi akan dibayar maksimal Rp2 miliar per episode dan tidak lebih dari Rp100 miliar untuk seluruh season.

Intisari-Online.com - Sembilan dari perusahaan produksi distribusi televisi dan film di China telah sepakat untuk membatasi pembayaran upah untuk para aktris dan aktor mereka.

Ini dilakukan saatinvestigasi yang sedang berlangsung akibat adanya isu dugaan penggelapan pajak oleh beberapa selebriti bayaran tertinggi di negara itu.

Di bawah pengaturan baru, aktor televisi akan dibayar maksimal 1 juta yuan (Rp2 miliar) per episode dan tidak lebih dari 50 juta yuan (Rp100 miliar) untuk seluruh season.

Angka tersebut setara dengan harga 10 mobil Lamborghini terbaru.

Saat ini, ada sekitar 50 aktor di China yang bisa mendapatkan 50 juta yuan atau lebih untuksatu seasondrama saja.

Baca juga:Kejam, Pria ini Bantai 8 Kerabatnya Hanya karena Dituduh Mencuri Kalkun

Perusahaan mengatakan mereka akan mematuhi peraturan pemerintah yang diumumkan pada akhir Juni untuk membatasi kompensasi aktor televisi diangka 40 persen dari total anggaran produksi.

Dan seperti halnya bintang film, tidak lebih dari 70 persendan dibayarkan kepada pemain tunggal.

Sebelum kesepakatan baru, pembayaran upah untuk nama besar selebriti cenderung mencapai antara 50 hingga 80 persen dari total biaya produksi.

Keputusan pemerintah tentang pengupahan upah menyusul kecaman publik yang dipicu oleh klaim bahwa beberapa pemain telah terlibat dalam skema pembayaran gaji bulanan yang dikenal sebagai "kontrak yin-yang" (simbol ini punya warna hitam dan putih).

Kehebohan itu dimulai pada bulan Mei lalu setelah presenter televisi Cui Yongyuan memposting gambar-gambar dokumen di media sosial yang katanya merupakan bukti.

Gagasan di balik kontrak ganda adalah bahwa pelaku menandatangani dua set dokumen, namun dengan jumlah pembayaran pajak yang sangat sedikit kepada otoritas pajak.

Perusahaan produksi dan distributor mengatakan mereka tidak akan membenarkan tindakan penghindaran pajak, termasuk penggunaan "kontrak yin-yang", dan akan mem-blacklist serta melaporkan siapa saja yang dicurigai mencoba menipu pihak berwenang.

Industri film dan televisi China telah booming dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut angka-angka dari Motion Picture Association of America, industri film China telah menyumbang 86,3 miliar dolar AS (Rp1.200 triliun) untuk ekonomi pada tahun 2016, dan naik 25 persen dari dua tahun sebelumnya.

Sektor ini juga mendukung 4,1 juta pekerjaan dan menghasilkan 15,9 miliar dolar AS (Rp217 triliun) dalam pendapatan pajak. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)

Baca juga:Untuk Menghindari Rasa Bosan, Pria Ini Lakukan Pembunuhan Politik yang Menginspirasi Film 'Taxi Driver'

Artikel Terkait