“Setelah proses sertifikasi, biasanya ada evaluasi dari user, dilihat kekurangannya. Dari hasil evaluasi yang masuk, akan ada perubahan minor, lebih ke kehalusan dari operasi dan bagaimana tank bisa digunakan,” ucapnya.
Mengenai biaya pengembangan, sambung Windhu, ditanggung oleh dua negara yakni Indonesia dan Mesir.
Untuk Indonesia, dana yang sudah dikeluarkan sebesar Rp170 miliar. Terdiri atas pemerintah Indonesia Rp150 miliar dan sisanya dari Pindad.
“Ini sangat murah, karena di negaa lain butuh lima tahun untuk mengembangkan tank. Kita tiga tahun, ada produk sama sertifikasinya,” pungkasnya.
Spesifikasi
Medium tank rancangan Pindad dan FNSS memiliki kemampuan pertahanan balistik dan anti ancaman ranjau terkini.
Medium tank generasi terbaru ini dilengkapi dengan kemampuan daya gempur yang luas mulai dari perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran antar kendaraan tempur.
Medium tank Pindad memiliki bobot 32 ton, power 20 HP/ton, kecepatan maksimal 70 km/jam, dapat menampung 3 orang kru yang terdiri dari komandan, penembak, dan pengemudi, serta memiliki senjata utama turret kaliber 105 mm yang memiliki daya hancur besar.
Medium tank dilengkapi berbagai teknologi terbaru, seperti sistem kewaspadaan mandiri, hunter killer system, perlindungan pasif (laser warning system), battle management system, serta proteksi level 5.
Baca juga: Impor Solar Berkurang, Pemerintah akan Wajibkan Kendaraan Pakai Biodiesel
Turret medium tank memiliki mekanisme autoloader dengan 12 butir peluru di turret dan 26 butir peluru cadangan di dalam hull.
Desain medium tank dibuat sesuai dengan kriteria kebutuhan dari pengguna, didasarkan pada strategi pertempuran modern dimana kemudahan mobilisasi dari medium tank ini menjadi salah satu keunggulan di samping kemampuannya sendiri. (Reni Susanti)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat "Medium Tank" Pindad Susuri Medan Tersulit di Indonesia".
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR