Intisari-Online.com – Seorang dokter bedah baru saja diangkat menjadi dokter bedah terbaik di negaranya. Ia diakui oleh seantero negara dan juga dijadikan ketua pada perkumpulan dokter bedah satu negaranya.
Untuk merayakan kesuksesan ini, sebuah pesta perayaan yang megah diadakan. Namun, anehnya dokter bedah ini justru bermuka murung. Melihat temannya yang tidak senang itu, seorang dokter bedah lain sahabat karibnya mendekat dan berkata, “Kamu baru saja mendapatkan impian semua dokter bedah di seluruh dunia. Kamu sudah menjadi dokter bedah terbaik dan menjadi ketua organisasi dokter bedah nasional. Apa lagi yang masih membuatmu sedih?”
Tak disangka, dokter ini berkata, “Ini adalah hal yang sama sekali tidak aku inginkan. Aku tidak pernah ingin menjadi dokter bedah sejak kecil dan sekarang aku justru tidak bisa lepas dari ini. Saat ini aku justru sudah gagal menggapai impianku. Aku mungkin akan justru makin sibuk dengan segala urusan pekerjaan sehingga tak bisa lagi melakukan apa yang benar-benar kuinginkan.”
Sang teman ini bertanya lagi, “Memangnya apa yang mau kamu lakukan? Kamu pasti bercanda! Bagaimana mungkin orang yang tidak ingin menjadi dokter bedah justru bisa menjadi pakar? Ayolah, ceria sedikit! Kamu sudah mendapatkan segala penghargaan tertinggi yang bisa didapat oleh seorang dokter bedah!”