Intisari-Online.com – Sering kali kita bertanya-tanya bagaimana kalau sampai usia dewasa belum terkena cacar air? Apa perlu sengaja ditulari?
Cacar air atau varicella memang merupakan penyakit anak-anak yang sudah ratusan tahun dikenal orang. Diawali dengan gejala melemahnya kodisi tubuh, pusing, demam yang kadang-kadang diiringi batuk, dalam waktu 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena terbakar) dan terakhir menjadi benjolan-benjolan kecil berisi cairan.
(Terkena Cacar Air Membuat Risiko Kanker Otak Berkurang)
Sekitar 250 - 500 benjolan akan timbul menyebar di seluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk bagian tubuh yang paling intim.
Namun dalam waktu kurang dari seminggu, lesi ini akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1-3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.
Di negara dunia ketiga, termasuk Indonesia, cacar air sering dianggap penyakit remeh. Masyarakat pada umumnya telah terbiasa hidup dengan mitos, bahwa cacar air merupakan penyakit yang harus dialami dan tak mungkin dicegah.
(Hindari Makanan Ini Saat Cacar Air)
Virus varicella zoster, penyebab penyakti cacar air ini, berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar ke bagian tubuh melalui kelenjar getah bening.
Setelah melewati periode 14 hari, virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak daripada kalau sudah dewasa. Sebab itu sering kali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini. Mengapa demikian?
Para pakar kedokteran mengatakan, gejala yang dialami pada orang dewasa lebih parah daripada pada masa kanak-kanak. Demam yang dialami lebih parah dan berlangsung lebih lama, sakit kepala serta lukanya lebih berat serta bekas luka yang ditinggalkan akan lebih dalam.
Kalau pada anak-anak kebanyakan komplikasi hanya berupa infeksi varicella pada kulit, pada orang dewasa kemungkinan terjadinya komplikasi berupa radang paru- paru atau pneumonia 10 - 25% lebih tinggi daripada pada anak.
Perokok dikatakan berisiko pneumonia lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan perokok. Komplikasi yang langka tapi bisa terjadi berupa radang otak, radang sumsum tulang, kegagalan hati, hepatitis serta sindrom Reye (kelainan pada otak sekaligus hati).
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, secara laten virus betah tinggal di dalam tubuh penderita selama bertahun-tahun. Pada saat daya tahan tubuh penderita melemah, muncullah infeksi sekunder dalam bentuk penyakit herpes zoster atau ruam saraf yang nyeri dan menular. Herpes zoster ini timbul dalam bentuk ruam memanjang pada bagian tubuh kanan saja atau kiri saja.
Ibu hamil waspada
Cacar air tidak mengenal musim. Perbedaan mencolok pada kemungkinan timbulnya maupun tingkat penyebaran infeksi cacar air yang ditemukan di negara beriklim sedang dan tropis dipengaruhi oleh sifat virus yang rentan panas pada temperatur tinggi. Kelembapan udara yang tinggi cenderung mempercepat transmisi virus. Hal ini berkaitan erat dengan meningkatnya kasus-kasus infeksi yang terjadi pada musim panas.
Hasil survei di Singapura antara tahun 1989 - 1990 terhadap anak-anak berusia 6 – 4 tahun menunjukkan bahwa 42,8 - 96% anak yang termasuk kelompok 0 - 4 tahun masih mudah diserang infeksi varicella. Di Arab Saudi, survei menunjukkan secara keseluruhan tingkat penyebaran infeksi mencapai 79%. Di AS setiap tahun sekitar 3,7 juta kasus varicella dan sekitar 9.000 komplikasi cukup berat membutuhkan perawatan rumah sakit.
Di Filipina tingkat kenaikan kasus yang ditemukan di setiap 100.000 penduduk adalah 5,4 (1971) menjadi 67,4 (1991). Sedangkan di Indonesia, sayang sekali, data tentang kasus penyakit varicella ini belum tercatat.
Kasus kematian akibat penyakit cacar air yang tercatat di AS, tertinggi menyerang bayi kurang dari usia satu tahun (7,2/100.000 kasus) dan pada orang dewasa usia 20 tahun ke atas (30,9/100.000 kasus).
Ibu hamil termasuk dalam kelompok orang dewasa yang rentan terhadap penyakit ini apabila di masa mudanya belum pernah mengalaminya. Bagi ibu hamil dengan usia kehamilan 1-3 bulan, memang bisa terjadi komplikasi terhadap janin bayi, seperti keguguran, kelahiran mati atau bayi terkena sindrom congenital varicella (infeksi pada janin kuartal pertama kehamilan) yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibu. Namun memang prevalensi ibu hamil penderita cacar air yang mendapat komplikasi ini masih rendah (sekitar 2 dari 100 kasus).